Friday 27 February 2009

Aya dan Sheila...


Wah akhirnya si Sheila yg ditunggu2 datang juga tadi siang diantar oleh seorang kurir yg sempet2nya curhat colongan.. "haduh buu.. jauh bgt sih rumahnya..." trus kata si Ateu kurir itu sampe salah masuk rumah, masa yg diketuk pagar kita eeh masuknya malah ke pagar rumah sebelah. Wgegegege... stress tu kurir kayanya :D

Begitu Aya ngelihat bungkusan besar dia udah tampak ga sabar aja pingin ngebuka tapi berhubung bungkusannya di lapis pke plastik jadi aga kesusahan dia ngebukanya. Akhirnya bunda yg buka dan begitu si Aya ngeliat isinya.... Aga2 heran dia ngeliat boneka berbentuk bayi, karena boneka2 yg aya punya bentuknya  hewan2an semua.  Lucunya, si Sheila bukannya di gendong tapi di jinjing trus diajak bobo siang deh...

Awalnya mah saya mampir ke tokonya mba Putri bukan mau niat beli Sheila tapi mau tanya2 soal kamera yg dijual soalnya harganya udah cocok kirain digital ga taunya SLR. Eh dasar aja jodohnya ma Sheila jadi deh yg kebeli malah Sheilanya..

Semoga motorik halusnya Aya makin terasah dengan bisa mengancingkan kantongnya Sheila ato mengikat tali sepatunya Sheila walo skarang2 masih lebih seneng menjinjing2 si Sheila.. trus dharapkan juga bisa memancing sisi kasih sayangnya Aya ke mahluk yg lebih kecil ato ke si adek bayi.. Kaya yg mau dikasi adek beneran ajah. Heuheuheu...

Buat mba Putri thx ya bonus jepit rambutnya... :)

Sunday 22 February 2009

(Ga jadi) bingung.. :D

Saya ni seringkali suka mikir kalo melihat tingkah laku anak-anak....

Ada anak yg hobi melempar2 barang dan sedikit kasar... sebenernya bagaimana pola pendidikan yg diterapkan orangtuanya..?

Ada anak yg sensitif sekali.. sedikit2 dari mulutnya keluar kata-kata "kamu nakal.., kamu susah diatur..." kalo seperti bagaimana juga pola pendidikan yg di terapkan orangtuanya..?

Ada anak yang kalem, manut, patuh sama orangtuanya, ini saya salud sekali tp saya jg bingung bagaimana pola pendidikan yg diterapkan orangtuanya..?

Ada yg bisa kasih saya link seputar ilmu psikologi untuk anak..? ato share pengalaman pribadi..? 

Hatur nuhun..

-------------------------------------------------

Akhirnya nemu good articles..!!

MIRACLES AT HOME
Ditulis pada 11 Januari 2009 oleh parentingislami

Rumahku adalah syurgaku….Rasanya selama beberapa tahun aku tak mengerti bagaimana sebuah rumah itu merupakan syurga yang tenang, damai dan menyenangkan. Setiap pulang lelah bekerja seharian ataupun sehari semalam, rasanya sumpek dan memusingkan. Suara teriakan anakku yang pertama diikuti oleh tangisan anakku yang kedua merupakan hiasan hari-hariku. Hari-hariku bertambah ramai dengan teriakan pembantuku yang panik melihat anak keduaku dipukul, dicubit atau dibenturkan oleh anak pertamaku. Sepertinya, setiap pulang ke rumah, kepalaku bertambah pusing.

Ketika kebisingan itu terjadi, karakterku yang keras dari kecil bergabung dengan ketegasan yang katanya harus dimiliki oleh orang tua berbentuk teriakan-teriakan larangan untuk anakku yang sangat kusayang. Kupegang tangannya dengan keras, dan kukatakan : “Kakak kenapa jahat sama Adik? Tidak boleh memukul adik. Sini, tangan jeleknya biar Ummi Cubit.” . Anak pertamaku diam memojok beberapa waktu, setelah itu keluar lagi bermain. Esok harinya, sepertinya dia tidak mendengarkan atau pun mengerti peringatanku kemarin. Kuingatkan lagi dengan cara yang hampir kurang lebih sama, dan kejadian yang sama pun berulang. Anakku pertamaku sekarang berusia 5,5 tahun, anak kedua berusia 2,5 tahun. Aku merasa saatnya aku harus mencari tahu cara pengasuhan anak yang seharusnya. Anak pertamaku sebentar lagi akan masuk SD. Aku takut, dia akan mengalami kesulitan karena sifatnya yang keras, tidak mau berbagi, suka melakukan kekerasan bila keinginannya tidak terpenuhi, tidak suka belajar. Aku harus mencari cara. Masih ada waktu 6 bulan lebih untuk aku mencari tahu dan memperbaiki semua ini.

Enam bulan. Kemana aku 5,5 tahun kemarin? Aku seorang dokter sekarang. 6,5 tahun yang lalu, aku menikah sambil melaksanakan koasistensi di sebuah rumah sakit. Semua orang yang tahu tentang alur pendidikan dokter akan paham betapa sibuknya kuliah di kedokteran. Sangat sedikit waktuku untuk bertemu dengan anakku, karena waktuku di rumah disita rasa lelah karena rantaian jaga malam dan kuliah yang harus kujalani. Anakku akrab dengan pembantuku. Aku hanya memegangnya sebentar untuk menyusui. Kalau sempat, aku membantu mengganti popok, menyuapi, memandikan, atau mengajaknya jalan-jalan. Rasanya lelah sekali. Anakku ini rewel sekali. Jika menangis bisa 2 sampai 4 jam baru berhenti menangis.

Setelah wisuda, aku terbebas dari rantaian kuliah, tapi mulai aku terbawa oleh jam kerja yang padat. Aku hamil anak kedua, dan aku harus bisa menabung untuk kelahiran anak keduaku. Rasanya pembagian waktuku mirip ketika aku kuliah.

Setelah kelahiran anak keduaku, aku sibuk dengan tugasku sebagai dokter PTT dengan gaji yang kecil. Aku jadi harus mencari banyak tambahan diluar, dan pembagian waktukupun sama seperti aku kuliah. Hal ini bertambah parah ketika aku ingin mempunyai rumah dan mulai membangun rumah di usia anakku 5 tahun. Aku harus berjuang amat sangat keras, tak ada yang bisa kuandalkan untuk mencari dana membangun rumah. Aku sering emosi ketika pulang ke rumah. Anak-anakku sering hanya mendapat wajah murungku, tak sempat aku bercanda dengan mereka, karena hatiku rasanya tertekan. Aku susah untuk tersenyum.

Dua bulan yang lalu, aku tiba-tiba merasa, aku sangat lelah. Aku lelah dengan pekerjaan yang tiada akhir, yang jadualnya kubuat sendiri. Tak ada yang memaksa. Aku lelah melihat dan mendengar suara teriakan anakku, dan tangisan adiknya. Aku merasa stress. Berat badanku menurun.

Adik-adikku sempat bermain ke rumah membawa buku Nanny 911. Aku tak membaca buku itu. Tapi aku jadi teringat aku sempat menonton acara itu sekitar dua kali. Di acara itu diperlihatkan, bagaimana seorang Nanny membantu sebuah keluarga untuk membantu mengarahkan anak-anaknya dari perilaku negatif menjadi anak-anak yang baik dan kooperatif sehingga mereka menjadi keluarga bahagia. Aku berpikir, aku ingin mempelajari bagaimana caranya, dan aku akan menjadi Nanny di rumahku sendiri.

Tak berapa lama, doaku terkabul. Aku berkenalan dengan seorang trainer pengasuhan anak lewat seorang teman. Aku bersilaturahmi ke rumahnya bersama suami dengan membawa anak pertamaku. Ketika masuk ke rumahnya, kami saling bertegur sapa dan berkenalan. Aku malu sekali kepada beliau karena anakku tidak mau bersalaman. Anakku malah sembunyi di belakangku. Aku jelaskan pada beliau. “Pak, maaf. Anak saya ini memang pemalu.” Setelah itu, beliau memberikan ilmu pengasuhan pertama seumur hidupku bahwa persepsi negatif yaitu pemalu yang kusampaikan akan direkam dalam pikiran anak dan akan membentuk anak sesuai persepsi itu. Jika aku ingin mempunyai akan yang pemberani dan mau bersalaman, katakan pada anak itu bahwa dia berani dan bisa bersalaman dengan siapapun. Persepsi positif berupa keberanian akan membuat dia berani.

Aku pulang dengan membawa satu ilmu yang ingin sekali kupraktekkan. Akhirnya aku praktekkan. Aku bilang bahwa anakku pemberani dan pintar bersalaman dengan teman umminya. Ketika kuajak ke rumah teman, dia pun bersalaman. Kukatakan padanya bahwa senyumnya manis sekali, dan orang akan senang kalau dia salami sambil tersenyum, dan dia pun melakukan hal tersebut. Kukatakan padanya bahwa dia pintar makan, dia jadi lebih bersemangat makan. Kukatakan padanya apa yang kumau, dan dia seperti disulap menjadi apa yang kuinginkan.

Keajaiban yang indah. Aku jadi ingin tahu lebih banyak teknik pengasuhan anak. Aku ingin membuat anakku suka belajar, mau shalat, mau berbagi dengan adiknya, mau mandi tanpa dipaksa, tidak lagi memukul adiknya. Aku mau anak yang sholeh.

bersambung….


Zulaehah Hidayati,

dokter dan ibu dari dua orang anak

http://parentingislami.wordpress.com

MIRACLES AT HOME (part 2 - tamat)
Ditulis pada 19 Januari 2009 oleh parentingislami

Akhirnya aku mengikuti undangan trainer itu untuk mengikuti pelatihannya selama dua hari penuh di akhir tahun 2008 ini. Subhaanallah. Aku jadi sangat termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan pengasuhan anak dengan teknik yang benar. Tips nya pun begitu lengkap. Tips untuk memahami bahwa anak itu anugerah yang paling indah. Anugrah yang seharusnya kita syukuri dan selalu kita ingat. Yang membuat kita berpikir untuk mendidiknya dengan benar dan tak akan menyakitinya dengan kata-kata apalagi fisik. Aku jadi tak ingin lagi marah, membentak , apalagi mencubit.

Selain itu, aku jadi tahu tentang betapa cerdasnya anak-anak. Mereka dianugrahi keinginan belajar yang sangat besar. Aku harus bisa sabar menemani mereka mengacak-acak rumahku sebagai media belajar. Aku harus bisa mengarahkan mereka untuk belajar dengan menyenangkan agar mereka menjadi anak-anak yang cerdas. Persepsi positif mereka harus selalu diulang-ulang terus untuk membuat mereka semakin melejitkan potensi positif mereka. Di sisi lain, kebiasaanku terbiasa dengan cara pengasuhan lama harus kupendam dalam-dalam. Aku tak boleh mengatakan jangan nakal, jangan malas, jangan suka menyakiti adik, jangan galak, jangan suka mencubit. Benar-benar perlu keteguhan hati.

Hal yang sering kita lupakan juga, ternyata aku harus belajar mendengarkan anak. Jika menangis, marah, atau menginginkan sesuatu, kita harus mendengarkan dulu apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka inginkan. Setelah itu barulah kita kita berikan persepsi positif kita pada mereka. Jika kita tidak suka mendengarkan anak, maka anak akan merasa tidak berharga. Rasa tidak berharga akan membuat anak mencari harga diri mereka di luar rumah. Di lingkungan yang tidak kita inginkan. Akan tetapi, jika mereka merasa berharga di rumah, aku yakin, mereka akan nyaman bersama aku dan suamiku, dan tak akan tergoda pada lingkungan yang buruk di masa depan nanti.

Ternyata, untuk mempunyai suasana rumah yang menyenangkan, kita juga harus memiliki aturan. Aturan-aturan yang baik itu harus tetap konsisten kita tetapkan. Jika kita melarang jajan, maka larangan itu harus tetap kita patuhi walaupun anak akan meraung-raung dan bergulingan di pinggir jalan. Karena jika tidak konsisten, maka anak akan belajar tentang berbohong, tidak menepati kata-kata, dan mengulang hal yang sama di kemudian hari. Anak-anak yang dengan bijak kita dengarkan keinginannya kemudian kita arahkan dengan persepsi positif ternyata bisa kita jauhkan dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk, misalnya jajan, memukul adik, memukul teman, pelit, dan banyak hal yang lain.

Aku pulang dan mulai mempraktekkan tips-tips dalam pelatihan. Aku melihat bagaimana mata anakku berbinar ketika aku mendengarkan curhatnya setelah marah dan memukul adiknya. Aku kemudian menceritakan sakitnya bila dipukul. Dan akhirnya dia memutuskan untuk meminta maaf karena telah menyakiti adiknya. Sebelumnya, anakku tidak pernah mau meminta maaf.

Selain itu, sekarang aku membiasakan shalat berjamaah. Setelah shalat berjamaah, aku dudukkan anakku di pangkuanku dan aku berdoa dekat telinganya. Kukatakan dengan jelas dekat bahwa aku bersyukur mendapat seorang anak yang sholeh, yang sayang sama adik, pintar makan, suka belajar, dan hal lain yang kuinginkan darinya.

Setiap ada kesulitan anak-anakku tidak mau melakukan rutinitas, aku tidak marah-marah. Aku sudah punya banyak cara di kepalaku yang akan membuatnya melakukan apa yang seharusnya dengan senang, tanpa perasaan terpaksa. Aku sekarang sudah menjadi Nanny untuk keluargaku.

Hanya dalam dua hari, suasana rumahku berubah. Pembantuku senang karena dia tidak kerepotan lagi oleh kedua anak. Aku bahagia, karena sekarang aku benar punya syurga tempat aku melepaskan lelahku dan mendapatkan kebahagian. Aku selalu ingin pulang dan menyempatkan untuk bermain sambil memberikan persepsi-persepsi positif. Aku merasakan kebahagiaan karena mempunyai anak-anak yang sholeh. Dan ternyata anak sholeh itu akan dimiliki oleh orang tua yang sholeh, yang memahami cara pengasuhan anak.

Ini adalah kisah nyata yang aku alami. Semoga semua orang tua di dunia dapat mengambil hikmahnya dengan meluruskan cara pengasuhan anaknya.
Zulaehah Hidayati,

dokter dan ibu dari dua orang anak

http://parentingislami.wordpress.com

Thursday 19 February 2009

Tinggal sama mertua..? Enakk gilaa..!!

Udah beberapa temen ni yg nanyain ke saya ko betah sih tinggal bareng mertua.. suka konflik ga..? ato apalah...

Kaya contohnya  waktu aya baru lahir, dari masalah bedong, gurita, bedak, minyak telon, puser puput trus dikasi koin.. kami (saya dan si ayah) sama oma beda bgt ni maunya.. kl saya semua itu ga perlu tapi bukan berarti juga saya ga nurutin maunya si Oma, yah maklum lah saya kan cari informasinya di internet udah beda jaman sama si Oma jadi yg di cari ya jalan tengahnya aja. Dan terus terang nii saya paling belibet makein aya guritaa.. duh tu tali2nya sering salah ngiket.. bedong juga gitu.. pokonya bodohlah saya ini..

Akhirnya jalan tengah yg kita ambil setelah puser aya puput.. kita sudahi juga pemakain bedong dan gurita sambil kasi penjelasan juga ke Oma tapi bukan penjelasan ilmiah cukup dengan bilang.. kata bu bidan pke bedong sama gurita ga perlu ko Mih dan bagian yg ngomong ya si Ayaah donk.. :D

Selesai ni... trus masuk lah ke MPASI, oya si Oma pro ASI lohh.. jadi slama ASIX lancar jayaaa.. sukses..!!

Oma sempet bingung dengan model MPASI-nya Aya yg beda dengan MPASI cucunya yg lain. Ko makannya gitu..? Ko ga di tim..? Ko ga dicampur2..? Ko ga dikasih garem..? Ko aya ga pernah di kasih biskuit..? Whehehehe....

Saya mah ringkes aja jawabnya... masa2 MPASI kan masanya pengenalan Mih..jadi dikenalin makanannya ya satu2 dan dipisah2... ga dikasi garem.., lagian ga pke garem aja aya juga doyan kok.. :D ga dikasih biskuit.. kuatir aya ga doyan sayur2an kukus lagi Mih.. dan si Oma pun terdiam.. kekekeke...

Hasilnya pun terlihat deh sekarang.. aya hobi makan sayuran dan suka ngelempar2 biskuit. Hahahaha...

Untuk komunikasi.. duh ini mah udah dari dulu deh saya bloon.. apalagi kl si Oma udah nyerocos cerita campur2 pke bahasa sunda bahasa indonesia, bahasa indonesia bahasa sunda dijamin saya mah he eh he eh aja.. kl ada si ayah lebih lucu lagi, kl oma cerita trus saya ketawa si ayah nanya (ato ngetes)... mamih cerita apa Ra..? gw jawab aja ga tauuu... udah biasa tu dia ngakak kl gw sok pinter di depan emaknya =))

Buat saya mah, saya musti bersyukur bgt tinggal di rumah yg layak walo bukan di rumah sendiri... mungkin kl ga tinggal sama si Oma saya ga bisa ni ngetik2 ngenetan yg ada saya lagi sibuk masak, beberes, nyuci, yg kerjaan tu ga ada habis2nya.. kl skarang mau makan tinggal ke ruang makan, kadang2 nyuci piring, kadang2 ga.. ini mah kuwalat gw..

Yah pokonya gitu lah.. perbedaan pendapat selalu ada dan pasti akan ada tapi tergantung gmana kita mencari solusinya tanpa harus saling menyakiti...

Untung si Oma ga doyan ngenet, kl baca ge er doi :))

Jalan-jalan pagi...

Kebiasaannya aya setiap pagi selalu bukain pintu pagar buat Ayah... Sebelumnya salam dulu trus baru deh da da da da... Biasanya kl motor Ayah udah ga keliatan si aya langsung ngomong.. "ga ah ga ahh.." mungkin maksudnya jgn pergi ayaah... Hehehe...

Sebelum nutup pintu pagar aya main-main dulu sebentar di luar rumah. Untungnya sepi ga banyak kendaraan lalu lalang jadi santai aja dia jalan-jalan sendiri sambil menikmati hangatnya sinar mentari..

Yang paling atas itu lapangan golf.. aya punya beberapa bola golf yg nyasar masuk ke rumah. Malah ada lohh tetangga di atas yg dapet bola golf sekresek.. trus bibinya (PRT) pernah benjol gede kena bola golf untungnya mereka bertanggung jawab ngobatin si bibi.. Hihihihi...

Wednesday 18 February 2009

ANAK-ANAK KARBITAN

Rating:★★★★
Category:Other
ANAK-ANAK KARBITAN
Oleh Dewi Utama Faizah*)

*) Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen
Dikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut Pengembangan
Pendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.

Anak-anak yang digegas
Menjadi cepat mekar
Cepat matang
Cepat layu...

Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya. Dimana
mana orangtua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga
persekolahan yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak
mereka pelayanan pendidikan yang baik. Taman kanak-kanak pun berdiri
dengan berbagai rupa, di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk
anak-anak pun juga bertaburan di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan
rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas
dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa, hingga fisik kuat
dan sehat melalui kegiatan menari, main musik dan berenang. Dunia
pendidikan saat ini betul-betul penuh dengan denyut kegairahan. Penuh
tawaran yang menggiurkan yang terkadang menguras isi kantung orangtua
...

Captive market I
Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kita
amati lebih cermat, dan kita baca berbagai informasi di intenet dan
lileratur yang ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak
usia dini, maka kita akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besar
penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan.
Disamping ketidakpatutan yang dilakukan oleh orang tua akibat
ketidaktahuannya!

Anak-Anak Yang Digegas...
Ada beberapa indikator untuk melihat berbagai ketidakpatutan terhadap
anak. Diantaranya yang paling menonjol adalah orientasi pada kemampuan
intelektual secara dini. Akibatnya bermunculanlah anak-anak ajaib dengan
kepintaran intelektual luar biasa. Mereka dicoba untuk menjalani
akselerasi dalam pendidikannya dengan memperoleh pengayaan
kecakapan-kecakapan akademik dl dalam dan di luar sekolah.

Kasus yang pernah dimuat tentang kisah seorang anak pintar karbitan ini
terjadi pada tahun 1930, seperti yang dimuat majalah New Yorker. Terjadi
pada seorang anak yang bernama William James Sidis, putra seorang
psikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk Harvard
College walaupun usianya masih 11tahun. Kecerdasannya di bidang
matematika begitu mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai anak
jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apa yang terjadi kemudian ?
James Thurber seorang wartawan terkemuka. pada suatu hari menemukan
seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis. Si
anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuat orang banyak berdecak
kagum pada beberapa waktu silam.

Kisah lain tentang kehebatan kognitif yang diberdayakan juga terjadi
pada seorang anak perempuan bernama Edith. Terjadi pada tahun 1952,
dimana seorang Ibu yang bemama Aaron Stern telah berhasil melakukan
eksperimen menyiapkan lingkungan yang sangat menstimulasi perkembangan
kognitif anaknya sejak si anak masih benapa janin. Baru saja bayi itu
lahir ibunya telah memperdengarkan suara musik klasik di telinga sang
bayi. Kemudian diajak berbicara dengan menggunakan bahasa orang dewasa.
Setiap saat sang bayi dikenalkan kartu-kartu bergambar dan kosa kata
baru. Hasilnya sungguh mencengangkan! Di usia 1 tahun Edith telah dapat
berbicara dengan kalimat sempurna. Di usia 5 tahun Edith telah
menyelesaikan membaca ensiklopedi Britannica. Usia 6 tahun ia membaca
enam buah buku dan Koran New York Times setiap harinya. Usia 12 tahun
dia masuk universitas. Ketika usianya menginjak 15 lahun la
menjadi guru matematika di Michigan State University . Aaron Stem berhasil menjadikan
Edith anak jenius karena terkait dengan kapasitas otak yang sangat tak
berhingga. Namun khabar Edith selanjutnya juga tidak terdengar lagi
ketika ia dewasa. Banyak kesuksesan yang diraih anak saat ia menjadi
anak, tidak menjadi sesuatu yang bemakna dalam kehidupan anak ketika ia
menjadi manusia dewasa.

Berbeda dengan banyak kasus legendaris orang-orang terkenal yang
berhasil mengguncang dunia dengan penemuannya. Di saat mereka kecil
mereka hanyalah anak-anak biasa yang terkadang juga dilabel sebagai
murid yang dungu. Seperti halnya Einsten yang mengalami kesulitan
belajar hingga kelas 3 SD. Dia dicap sebagai anak bebal yang suka
melamun. Selama berpuluh-puluh tahun orang begitu yakin bahwa
keberhasilan anak di masa depan sangat ditentukan oleh faktor kogtutif.
Otak memang memiliki kemampuan luar biasa yang tiada berhingga.
Oleh karena itu banyak orangtua dan para pendidik tergoda untuk melakukan
"Early Childhood Training". Era pemberdayaan otak mencapai masa
keemasannya. Setiap orangtua dan pendidik berlomba-lomba menjadikan
anak-anak mereka menjadi anak-anak yang super (Superkids). Kurikulum pun dikemas
dengan muatan 90 % bermuatan kognitif yang mengfungsikan belahan otak
kiri. Sementara fungsi belahan otak kanan hanya mendapat porsi 10%
saja. Ketidakseimbangan dalam memfungsikan ke dua belahan otak dalam
proses pendidikan di sekolah sangat mencolok. Hal ini terjadi sekarang
dimana-mana, di Indonesia... .

"Early Ripe, early Rot...!"
Gejala ketidakpatutan dalam mendidik ini mulai terlihat pada tahun 1960 di Amerika. Saat orangtua dan para professional merasakan pentingnya
pendidikan bagi anak-anak semenjak usia dini. Orangtua merasa apabila mereka tidak segera mengajarkan anak-anak mereka berhitung, membaca dan menulis sejak dini maka mereka akan kehilangan "peluang emas" bagi anak-anak mereka selanjutnya. Mereka memasukkan anak-anak mereka
sesegera mungkin ke Taman Kanak¬Kanak (Pra Sekolah). Taman Kanak-kanak pun dengan senang hati menerima anak-anak yang masih berusia di bawah usia
4 tahun. Kepada anak-anak ini gurunya membelajarkan membaca dan berhitung secara formal sebagai pemula.

Terjadinya kemajuan radikal dalam pendidikan usia dini di Amerika sudah
dirasakan saat Rusia meluncurkan Sputnik pada tahun 1957. Mulailah "Era Headstart" merancah dunia pendidikan. Para akademisi begitu optimis
untuk membelajarkan wins dan matematika kepada anak sebanyak dan sebisa mereka (tiada berhingga). Sementara mereka tidak tahu banyak tentang
anak, apa yang mereka butuhkan dan inginkan sebagai anak. Puncak keoptimisan era Headstart diakhiri dengan pernyataan Jerome Bruner,
seorang psikolog dari Harvard University yang menulis sebuah buku terkenal " The Process of Education" pada lahun 1960, la menyatakan
bahwa kompetensi anak untuk belajar sangat tidak berhingga. Inilah buku suci pendidikan yang mereformasi kurikulum pendidikan di Amerika. "We
begin with the hypothesis that any subject can be taught effectively in some intellectually honest way to any child at any stage of development" .
Inilah kalimat yang merupakan hipotesis Bruner yang di salah artikan oleh banyak pendidik, yang akhirnya menjadi bencana! Pendidikan dilaksanakan
dengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat mereka cepat matang dan cepat busuk...

early ripe, early rot!
Anak-anak menjadi tertekan. Mulai dari tingkat pra sekolah hingga usia SD. Di rumah para orangtua kemudian juga melakukan hal yang sama, yaitu
mengajarkan sedini mungkin anak-anak mereka membaca ketika Glenn Doman menuliskan kiat-kiat praktis membelajarkan bayi membaca. Bencana
berikutnya datang saat Arnold Gesell memaparkan konsep "kesiapan-readiness " dalam ilmu psikologi perkembangan temuannya yang
mendapat banyak decakan kagum. Ia berpendapat tentang "biological limitations on learning'. Untuk itu ia menekankan perlunya dilakukan
intervensi dini dan rangsangan inlelektual dini kepada anak agar mereka segera siap belajar apapun.

Tekanan
yang bertubi-tubi dalam memperoleh kecakapan akademik di sekolah membuat anak-¬anak menjadi cepat mekar. Anak-anak menjadi "miniature
orang dewasa ". Lihatlah sekarang, anak-anak itu juga bertingkah polah sebagaimana layaknya orang dewasa. Mereka berpakaian seperti orang
dewasa, berlaku pun juga seperti orang dewasa. Di sisi lain media pun merangsang anak untuk cepat mekar terkait dengan musik, buku, film,
televisi, dan internet. Lihatlah maraknya program teve yang belum pantas ditonton anak-anak yang ditayangkan di pagi atau pun sore hari. Media
begitu merangsang keingintahuan anak tentang dunia seputar orang dewasa sebagai seksual promosi yang menyesatkan. Pendek kata media telah
memekarkan bahasa, berpikir dan perilaku anak lumbuh kembang secara cepat.

Tapi apakah kita tahu bagaimana tentang emosi dan perasaan anak? Apakah faktor emosi dan perasaan juga dapat digegas untuk dimekarkan seperti
halnya kecerdasan? Perasaan dan emosi ternyata memiliki waktu dan ritmenya sendiri yang tidak dapat digegas atau dikarbit. Bisa saja anak
terlihat berpenampilan sebagai layaknya orang dewasa, tetapi perasaan mereka tidak seperti orang dewasa. Anak-anak memang terlihat tumbuh
cepat di berbagai hal tetapi tidak di semua hal. Tumbuh mekarnya emosi sangat berbeda dengan tumbuh mekarnya kecerdasan (intelektual) anak.
Oleh karena perkembangan emosi lebih rumit dan sukar, terkait dengan berbagai keadaan, Cobalah perhatikan, khususnva saat perilaku anak
menampilkan gaya "kedewasaan ", sementara perasaannya menangis berteriak sebagai "anak".

Seperti sebuah lagu popular yang pernah dinyanyikan suara emas seorang anak laki-laki "Heintje" di era tahun 70-an... :
I'm Nobody'S Child
I'M NOBODY'S CHILD
I'M nobody's child I'm nobodys child
Just like a flower I'm growing wild
No mommies kisses
and no daddy's smile
Nobody's touch me I'm nobody's child

Dampak Berikutnya Terjadi... ketika anak memasuki usia remaja.
Akibat negatif lainnya dari anak-anak karbitan terlihat ketika ia memasuki usia remaja. Mereka tidak segan-segan mempertontonkan berbagai macam perilaku
yang tidak patut. Patricia 0' Brien menamakannya sebagai "The Shrinking of Childhood'.

"Lu belum tahu ya... bahwa gue telah melakukan segalanya", begitu pengakuan seorang remaja pria berusia 12 tahun kepada teman temannya.
"Gue tahu apa itu minuman keras, drug, dan seks " serunya bangga.

Berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak karbitan memperlihatkan
bagaimana pengaruh tekanan dini pada anak akan menyebabkan berbagai
gangguan kepribadian dan emosi pada anak. Oleh karena ketika semua
menjadi cepat mekar.... kebutuhan emosi dan sosial anak jadi tak
dipedulikan! Sementara anak sendiri membutuhkan waktu untuk tumbuh,
untuk belajar dan untuk berkembang, .... sebuah proses dalam
kehidupannya !

Saat ini terlihat kecenderungan keluarga muda lapisan menengah ke atas yang berkarier di luar rumah tidak memiliki waktu banyak dengan
anak-anak mereka. Atau pun jika si ibu berkarier di dalam rumah, ia lebih mengandalkan tenaga "baby sitter" sebagai pengasuh anak-anaknya. Colette Dowling menamakan ibu-ibu muda kelompok ini sebagai "Cinderella Syndrome" yang senang window shopping, ikut arisan, ke salon memanjakan diri, atau menonton telenovela atau buku romantis. Sebagai bentuk ilusi rnenghindari kehidupan nyata vang mereka jalani. Kelompok ini akan
sangat bangga jika anak-anak mereka bersekolah di lembaga pendidikan yang mahal, ikut berbagai kegiatan kurikuler, ikut berbagai Ies, dan mengikuti berbagai
arena, seperti lomba penyanyi cilik, lomba model ini dan itu. Para orangtua ini juga sangat bangga jika anak-anak mereka superior di segala
bidang, bukan hanya di sekolah. Sementara orangtua yang sibuk juga mewakilkan diri mereka kepada babysitter terhadap pengasuhan dan
pendidikan anak¬-anak mereka. Tidak jarang para baby sitter ini mengikuti pendidikan parenting di Iembaga pendidikan eksekutif sebagai
wakil dari orang tua.

ERA SUPERKIDS
Kecenderungan orangtua menjadikan anaknya "be special " daripada "be average or normal sernakin marak terlihat. Orangtua sangat ingin
anak-anak mereka menjadi "to exel to be the best". Sebetulnya tidak ada yang salah. Namun ketika anak-anak mereka digegas untuk mulai mengikuti
berbagai kepentingan orangtua untuk menyuruh anak mereka mengikuti beragam kegiatan, seperti kegiatan mental aritmatik, sempoa, renang,
basket, balet, tari ball, piano, biola, melukis, dan banyak lagi lainnya...maka lahirlah anak-anak super---"SUPERKIDS' ". Cost merawat
anak superkids ini sangat mahal.

Era Superkids berorientasi kepada "Competent Child". Orangtua saling berkompetisi dalam mendidik anak karena mereka percaya "earlier is
better". Semakin dini dan cepat dalam menginvestasikan beragam pengetahuan ke dalam diri anak mereka, maka itu akan semakin baik. Neil
Posmant seorang sosiolog Amerika pada tahun 80-an meramalkan bahwa jika anak-anak tercabut dari masa kanak-kanaknya, maka lihatlah...ketika
anak-anak itu menjadi dewasa, maka ia akan menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan!

BERBAGAI GAYA ORANGTUA
Kondisi ketidakpatutan dalam memperIakukan anak ini telah melahirkan berbagai gaya orangtua (Parenting Style) yang melakukan
kesalahan "miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989) mengelompokkan berbagai gaya orangtua dalam pengasuhan,
antara lain:

Gourmet Parents-- (ORTU B0RJU)
Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus,
mobil mewah, liburan ke tempat-tempat yang eksotis di dunia, dengan gaya
hidup kebarat-baratan. Apabila menjadi orangtua maka mereka akan
cenderung merawat anak-anaknya seperti halnya merawat karier dan harta
mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagai macam buku akan dibaca karena
ingin tahu isu-isu mutakhir tentang cara mengasuh anak. Mereka sangat
percaya bahwa tugas pengasuhan yang baik seperti halnya membangun
karier, maka "superkids" merupakan bukti dari kehebatan mereka sebagai
orangtua.

Orangtua kelompok ini memakaikan anak-anaknva baju-baju mahal bermerek
terkenal, memasukkannya ke dalam program-program eksklusif yang
prestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anak mereka
sudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orangtuanya. Jika suatu
saat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi oleh
berbagai merek mobil terkenal, maka itulah sekolah dimana banyak
kelompok orangtua "gourmet " atau kelompok borju menyekolahkan
anak-anaknya.

College Degree Parents --- (ORTU INTELEK)
Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah
ke atas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Sering
melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Misalnya
membantu membuat majalah dinding, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.
Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesan
hidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka
"Superkids". Apabila si anak memperlihatkan kemampuan akademik yang
tinggi. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah
mahal yang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwa
pendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas. Kelebihan
kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulum yang
dilaksanakan di sekolah anak anaknya. Dan dalam banyak hal mereka banyak
membantu dan peduli dengan kondisi sekolah,

Gold Medal Parents --(ORTU SELEBRITIS)
Kelompok ini adalah kelompok orangtua yang menginginkan anak-anaknya
menjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkan
anaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmu
pengetahuan seperti Olimpiade matematika dan sains yang akhir-akhir ini
lagi marak di Indonesia . Ada juga gelanggang seni seperti ikut
menyanyi, kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan
mereka tempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi
"seorang Bintang Sejati ". Sejak dini mereka persiapkan anak-anak
mereka menjadi "Sang Juara", mulai dari juara renang, menyanyi dan melukis
hingga none abang cilik kelika anak-anak mereka masih berusia TK.
Sebagai ilustrasi dalam sebuah arena lomba ratu cilik di Padang ..
Puluhan anak-anak TK baik laki-laki maupun perempuan tengah menunggu di
mulainya lomba pakaian adat. Ruangan yang sesak, penuh asap rokok, dan
acara yang molor menunggu datangnya tokoh anak dari Jakarta . Anak-anak
mulai resah, berkeringat, mata memerah karena keringat melelehi mascara
mata kecil mereka. Para orangtua masih bersemangat, membujuk
anak-anaknya bersabar. Mengharapkan acara segera dimulai dan anaknya
akan keluar sebagai pemenang. Sementara pihak penyelenggara mengusir
panas dengan berkipas kertas.

Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisi
kelompok gold medal parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70-an seorang
gadis kecil pesenam usia TK rnengalami kelainan tulang
akibat ambisi ayahnya yang guru olahraga. Atau kasus "bintang cilik" Yoan Tanamal yang
mengalami tekanan hidup dari dunia glamour masa kanak-kanaknya. Kemudian
menjadikannya pengguna dan pengedar narkoba hingga menjadi penghuni
penjara. Atau bintang cilik dunia Heintje yang setelah dewasa hanya
menjadi pasien dokter jiwa. Gold medal parent menimbulkan banyak bencana
pada anak-anak mereka!

Pada tanggal 26 Mei lalu kita sasikan di TV bagaimana bintang cilik
"Joshua" yang bintangnya mulai meredup dan mengkhawatirkan orangtuanya.
Orangtua Joshua berambisi untuk kembali menjadikan anaknya seorang
bintang dengan kembali menggelar konser tunggal. Sebagian dari kita
tentu masih ingat bagaimana lucu dan pintarnya. Joshua ketika berumur
kurang 3 tahun. Dia muncul di TV sebagai anak ajaib karena dapat
menghapal puluhan nama-nama kepala negara. Kemudian di usia balitanya
dia menjadi penyanyi cilik terkenal. Kita kagum bagaimana seorang bapak
yang tamatan SMU dan bekerja di salon dapat membentuk dan menjadikan
anaknya seorang "superkid "--seorang penyanyi sekaligus seorang bintang
film,....

Do-it Yourself Parents
Merupakan kelompok orangtua yang mengasuh anak-anaknya secara alami dan
menyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayanan professional di
bidang sosial dan kesehatan, sebagai pekerja sosial di sekolah, di
tempat ibadah., di Posyandu dan di perpustakaan. Kelompok ini
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan
sesuai dengan keuangan mereka. Walaupun begitu kelompok ini juga bemimpi
untuk menjadikan anak-anaknya "Superkids"- -earlier is better". Dalam
kehidupan sehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya.
Mereka juga mengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang
mereka sukai. Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang dan
mencintai lingkungan hidup yang bersih.

Outward Bound Parents--- (ORTU PARANOID)
Untuk orangtua kelompok ini mereka memprioritaskan pendidikan yang dapat
memberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan mereka
sederhana, agar anak-anak dapat bertahan di dunia yang penuh dengan
permusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh dengan
marabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka Iebih
memilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran
yang berbahaya. Seperti halnya Do It Yourself Parents, kelompok ini
secara tak disengaja juga terkadang terpengaruh dan menerima konsep
"Superkids " Mereka mengharapkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang
hebat agar dapat melindungi diri mereka dari berbagai macam marabahaya. Terkadang
mereka melatih kecakapan melindungi diri dari bahaya, seperti memasukkan
anak-anaknya "Karate, Yudo, pencak Silat" sejak dini.
Ketidakpatutan pemikiran kelompok ini dalam mendidik anak-anaknya adalah bahwa mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tangga mereka, mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikir akan
membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi
"steril" dengan lingkungannya.

Prodigy Parents --(ORTU INSTANT)
Merupakan kelompok orangtua yang sukses dalam karier namun tidak
memiliki pendidikan yang cukup. Mereka cukup berada, namun tidak berpendidikan yang baik. Mereka memandang kesuksesan mereka di dunia bisnis merupakan bakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelah mata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya. 'Tidak kalah mengejutkannya, mereka juga memandang anak-anaknya akan hebat dan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yang cocok diberikan kepada anak-¬anaknya.
Oleh karena itu mereka sangat mudah terpengaruh kiat-kiat atau cara unik
dalam mendidik anak tanpa bersekolah. Buku-buku instant dalam mendidik
anak sangat mereka sukai. Misalnya buku tentang "Kiat-Kiat Mengajarkan
bayi Membaca" karangan Glenn Doman, atau "Kiat-Kiat Mengajarkan Bayi
Matematika" karangan Siegfried, "Berikan Anakmu pemikiran Cemerlang "
karangan Therese Engelmann, dan "Kiat-Kiat Mengajarkan Anak Dapat
Membaca Dalam Waktu 6 Hari" karangan Sidney Ledson.

Encounter Group Parents--(ORTU NGERUMPI)
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki dan menyenangi pergaulan.
Mereka terkadang cukup berpendidikan, namun tidak cukup berada atau
terkadang tidak memiliki pekerjaan tetap (luntang lantung). Terkadang
mereka juga merupakan kelompok orangtua yang kurang bahagia dalam
perkawinannya. Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai
relationship dalam membina hubungan dengan orang lain. Sebagai
akibatnya kelompok ini sering melakukan ketidakpatutan dalam mendidik anak-¬anak dengan berbagai perilaku "gang ngrumpi" yang terkadang mengabaikan anak.

Kelompok ini banyak membuang-buang waktu dalam kelompoknya sehingga
mengabaikan fungsi mereka sebagai orangtua. Atau pun jika mereka
memiliki aktivitas di kelompokya lebih berorientasi kepada kepentingan
kelompok mereka. Kelompok ini sangat mudah terpengaruh dan latah untuk memilihkan pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak mereka sebagai "Superkids" juga sangat diharapkan. Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan. Namun banyak dari anak-anak mereka biasanya kurang menampilkan minat dan
prestasi yang diharapkan.

Milk and Cookies Parents-(ORTU IDEAL)
Kelompok ini merupakan kelompok orangtua yang memiliki masa kanak-kanak
yang bahagia, yang memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan
manis. Mereka cenderung menjadi orangtua yang hangat dan menyayangi
anak-anaknya dengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi
tumbuh kembang anak-anak mereka dengan penuh dukungan. Kelompok ini
tidak berpeluang menjadi oraugtua yang melakukan "miseducation " dalam
merawat dan mengasuh anak-anaknva. Mereka memberikan lingkungan yang
nyaman kepada anak-anaknya dengan penuh perhatian, dan tumpahan cinta
kasih yang tulus sebagai orang tua. Mereka memenuhi rumah tangga mereka
dengan buku-buku, lukisan dan musik yang disukai oleh anak-anaknya.
Mereka berdiskusi di ruang makan, bersahabat dan menciptakan lingkungan
yang menstimulasi anak-anak mereka untuk tumbuh mekar segala potensi
dirinya. Anak-anak mereka pun meninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh
kenangan indah yang menyebabkan. Kehangatan hidup berkeluarga
menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untuk percaya diri dan
antusias dalam kehidupan belajar. Kelompok ini merupakan kelompok
orangtua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anak mereka.
Mercka begitu yakin bahwa anak membutuhkan suatu proses dan waktu untuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya.

Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan
menemukan sendiri kekuatan didirinya. Bagi mereka setiap anak adalah
benar-benar seorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga
berbeda dan unik !

KAMU HARUS TAHU BAHWA TIADA SATU PUN YANG LEBIH TINGGI, ATAU LEBIH KUAT,
ATAU LEBIH BAIK, ATAU PUN LEBIH BERHARGA DALAM KEHIDUPAN NANTI DARIPADA
KENANGAN INDAH TERUTAMA KENANGAN MANIS DI MASA KANAK-KANAK.
KAMU MENDENGAR BANYAK HAL TENTANG PENDIDIKAN, NAMUN BEBERAPA HAL YANG INDAH,
KENANGAN BERHARGA YANG TERSIMPAN SEJAK KECIL ADALAH MUNGKIN ITU PENDIDIKAN YANG TERBAIK.
APABILA SESEORANG MENYIMPAN BANYAK KENANGAN INDAH DI MASA KECILNYA, MAKA KELAK SELURUH KEHIDUPANNYA AKAN
TERSELAMATKAN.
BAHKAN APABILA HANYA ADA SATU SAJA KENANGAN INDAH YANG
TERSIMPAN DALAM HATI KITA, MAKA ITULAH KENANGAN YANG AKAN MEMBERIKAN SATU HARI UNTUK KESELAMATAN KITA"
-DESTOYEVSKY' S BROTHERS KARAM0Z0V---

PERSPEKTIF SEKOLAH YANG MENGKARBIT ANAK
Kecenderungan sekolah untuk melakukan pengkarbitan kepada anak didiknya juga terlihat jelas. Hal ini terjadi ketika sekolah berorientasi kepada produk
daripada proses pembelajaran. Sekolah terlihat sebagai sebuah
"Industri" dengan tawaran-tawaran menarik yang mengabaikan kebutuhan
anak. Ada program akselerasi, ada program kelas unggulan. Pekerjaan
rumah yang menumpuk.

Tugas-tugas dalam bentuk hanya lembaran kerja. Kemudian guru-guru yang
sibuk sebagai "Operator kurikulum" dan tidak punya waktu mempersiapkan
materi ajar karena rangkap tugas sebagai administrator sekolah Sebagai
guru kelas yang mengawasi dan mengajar terkadang lebih dari 40 anak,
guru hanya dapat menjadi "pengabar isi buku pelajaran " ketimbang
menjalankan fungsi edukatif dalam menfasilitasi pembelajaran. Di
saat-saat tertentu sekolah akan menggunakan "mesin-mesin dalam menskor"
capaian prestasi yang diperoleh anak setelah diberikan ujian berupa
potongan-potongan mata pelajaran. Anak didik menjadi dimiskinkan dalam
menjalani pendidikan di sekolah. Pikiran mereka diforsir untuk
menghapalkan atau melakukan tugas-tugas yang tidak mereka butuhkan
sebagai anak. Manfaat apa yang mereka peroleh jika guru menyita anak
membuat bagan organisasi sebuah birokrasi? Manfaat apa yang dirasakan
anak jika mereka diminta membuat PR yang menuliskan susunan kabinet yang ada di pemerintahan? Manfaat apa yang dimiliki anak jika ia disuruh
menghapal kalimat-kalimat yang ada di dalam buku pelajaran ? Tumpulnya
rasa dalam mencerna apa yang dipikirkan oleh otak dengan apa yang
direfleksikan dalam sanubari dan perilaku-perilaku keseharian mereka
sebagai anak menjadi semakin senjang. Anak-anak tahu banyak tentang
pengetahuan yang dilatihkan melalui berbagai mata pelajaran yang ada
dalam kurikulum persekolahan, namun mereka bingung mengimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sepanjang hari mereka bersekolah di sekolah untuk
sekolah--dengan tugas-tugas dan PR yang menumpuk.... Namun sekolah
tidak mengerti bahwa anak sebenarnya butuh bersekolah untuk menyongsong
kehidupannya !

Lihatlah, mereka semua belajar dengan cara yang sama. Membangun 90 %
kognitif dengan 10 % afektif. Paulo Freire mengatakan bahwa sekolah
telah melakukan "pedagogy of the oppressed" terhadap anak-anak didiknya.
Dimana guru mengajar anak diajar, guru mengerti semuanya dan anak tidak
tahu apa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan, guru berbicara dan anak
mendengarkan, guru mendisiplin dan anak didisiplin, guru memilih dan
mendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru bertindak dan anak
hanya membayangkan bertindak lewat cerita guru, guru memilih isi program
dan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan anak adalah
objek dari proses pembelajaran (Freire, 1993). Model pembelajaran
banking system ini dikritik habis-habisan sebagai masalah kemanusiaan
terbesar. Belum lagi persaingan antar sekolah. dan persaingan ranking
wilayah....

Mengkompetensi Anak--- merupakan `KETIDAKPATUTAN PENDIDIKAN?"
"Anak adalah anugrah Tuhan... sebagai hadiah kepada semesta alam, tetapi
citra anak dibentuk oleh sentuhan tangan-tangan manusia dewasa yang
bertanggungjawab. .." (Nature versus Nurture).
bagaimana ? Karena ada dua pengertian kompetensi-- -= ` kompetensi yang
datang dari kebutuhan di luar diri anak (direkayasa oleh orang dewasa)
atau kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dari dalam diri anak
sendiri.

Sebagai contoh adalah konsep kompetensi yang dikemukakan oleh John
Watson (psikolog) pada tahun 1920 yang mengatakan bahwa bayi dapat
ditempa menjadi apapun sesuai kehendak kita sebagai komponen sentral
dari konsep kompetensi. Jika bayi-bayi mampu jadi pebelajar, maka mereka
juga dapat dibentuk melalui pembelajaran dini.

Kata-kata Watson yang sangat terkenal adalah sebagai berikut: "Give me a
dozen healthy infants, well formed and my own special world to bring
them up in, and I'll guarantee you to take any one at random and train
him to become any type of specialist I might select--doctor, lawyer,
artist, merchant chief and yes, even beggar and thief regardless of this
talents, penchants.,; , tendencies, vocations, and race of his ancestors
".
Pemikiran Watson membuat banyak orang tua melahirkan "intervensi dini"
setelah mereka melakukan serangkaian tes Inteligensi kepada anak-anaknya. Ada sebuah kasus kontroversi yang terjadi di Institut New
Jersey pada tahun 1976. Dimana guru-guru melakukan serangkaian program
tes untuk mengukur "Kecakapan Dasar Minimum (Minimum Basic Skill)" dalam mata pelajaran membaca dan matematika. Hasil dari
pelaksanaan program ini dilaporkan kolomnis pendidikan Fred Hechinger kepada New York Times sebagai berikut :

`The improvement in those areas were not the result of any magic program
or any singular teaching strategy, they were... simply proof that
accountability is crucial and that, in the past five years, it has paid off in New
Yersey'.

Juga belajar dari biografi tiga orang tokoh legendaris dunia seperti
Eleanor Roosevelt, Albert Einstein dan Thomas Edison, yang diilustrasikan
sebagai anak-anak yang bodoh dan mengalami keterlambatan dalam akademik
ketika mereka bersekolah di SD kelas rendah. Semestinya kita dapat
menyimpulkan bahwa pendidikan dini sangat berbahaya jika dibuatkan
kompetensi-kompeten si perolehan pengetahuan hanya secara kognitif.
Ulah karena hingga hari ini sekolah belum mampu menjawab dan dapat
menampilkan kompetensi emosi sosial anak dalam proses pembelajaran.
Pendidikan anak seutuhnya yang terkait dengan berbagai aspek seperti
emosi, sosial, kognitif pisik, dan moral belum dapat dikemas dalam
pembelajaran di sekolah secara terintegrasi. Sementara pendidikan sejati
adalah pendidikan yang mampu melibatkan berbagai aspek yang dimiliki
anak sebagai kompetensi yang beragam dan unik untuk dibelajarkan. Bukan
anak dibelajarkan untuk di tes dan di skor saja !. Pendidikan sejati
bukanlah paket-paket atau kemasan pembelajaran yang berkeping-keping,
tetapi bagaimana secara spontan anak dapat terus menerus merawat minat
dan keingintahuan untuk belajar. Anak mengenali tumbuh kembang yang
terjadi secara berkelangsungan dalam kehidupannya. Perilaku
keingintahuan -"curiosity" inilah yang banyak tercabut dalam sistem
persekolahan kita.

Akademik Bukanlah Keutuhan Dari Sebuah Pendidikan ! "Empty Sacks will
never stand upright"---George Eliot

Pendidikan anak seutuhnya tentu saja bukan hanya mengasah
kognitif melalui kecakapan akademik semata! Sebuah pendidikan yang utuh akan membangun
secara bersamaan, pikiran, hati, pisik, dan jiwa yang dimiliki anak didiknya.
Membelajarkan secara serempak pikiran, hati. dan pisik anak akan
menumbuhkan semangat belajar sepanjang hidup mereka. Di sinilah
dibutuhkannya peranan guru sebagai pendidik akademik dan pendidik
sanubari "karakter". Dimana mereka mendidik anak menjadi "good and smart
"-terang hati dan pikiran.

Sebuah pendidikan yang baik akan melahirkan "how learn to learn" pada
anak didik mereka. Guru-guru yang bersemangat memberi keyakinan kepada
anak didiknya bahwa mereka akan memperoleh kecakapan berpikir tinggi,
dengan berpikir kritis, dan cakap memecahkan masalah hidup yang mereka
hadapi sebagai bagian dari proses mental. Pengetahuan yang terbina
dengan baik yang melibatkan aspek kognitif dan emosi, akan melahirkan
berbagai kreativitas.

Leonardo da Vinci
seorang pelukis besar telah menghabiskan waktunya ber
jam-jam untuk belajar anatomi tubuh manusia.

Thomas Edison mengatakan bahwa "genius is 1 percent inspiration and 99
percent perspiration ". Semangat belajar ---"encourage' - Tidak dapat
muncul tiba-tiba di diri anak. Perlu proses yang melibatkan
hati---kesukaan dan kecintaan--- belajar. Sementara di sekolah banyak
anak patah hati karena gurunya yang tidak mencintai mereka sebagai anak.

Selanjutnya misi sekolah lainnya yang paling fundamental adalah
mengalirkan "moral litermy" melalui pendidikan karakter. Kita harus ingat bahwa
kecerdasan saja tidak cukup. Kecerdasan plus karakter inilah tujuan
sejati sebuah pendidikan (Martin Luther King, Jr). lnilah keharmonisan
dari pendidikan, bagaimana menyeimbangkan fungsi otak kiri dan
kanan, antara kecerdasan hati dan pikiran, antara pengetahuan yang
berguna dengan perbuatan yang baik .....

PENUTUP
Mengembalikan pendidikan pada hakikatnya untuk menjadikan manusia yang terang hati dan terang pikiran--- "good and smart "--- merupakan tugas
kita bersama. Melakukan reformasi dalam pendidikan merupakan kerja keras yang mesti dilakukan secara serempak, antara sekolah dan masyarakat,
khususnya antara guru dan orangtua. Pendidikan yang ada sekarang ini banyak yang tidak berorientasi kepada kebutuhan anak sehingga tidak
dapat memekarkan segala potensi yang dimiliki anak. Atau pun jika ada yang terjadi adalah ketidakseimbangan yang cenderung memekarkan aspek
kognitif dan mengabaikan faktor emosi.

Begitu juga orangtua. Mereka berkecenderungan melakukan training dini kepada anak. Mereka ingin anak-anak mereka menjadi "SUPERKIDS". Inilah
fenomena yang sedang trend akhir-akhir ini. Inilah juga awal dari lahirnya era anak-anak karbitan ! Lihatlah nanti...ketika anak-anak
karbitan itu menjadi dewasa, maka mereka akan menjadi orang dewasa yang ke kanak-kanakan.

Hidup itu menciut
Dan mengerdil
Bagaikan selokan kecil
Bila dilepas bebas
la merah menggejolak
Bagaikan dahsyatnva samudera luas

"Destiny is not a matter of chance, it is a matter of choice; it is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved."
(William Jennings Bryan )

e-mail dari tante Ami.. tantenya neng Aya..
--------------------------------------------------------------------

Sebelum membaca email ini pun kami tidak pernah berencana menyekolahkan Aya di usia dini biarlah dia sekolah aja d rumah dgn bunda, ayah, oma, ateu sebagai gurunya.

Trus rencananya sih ntr Aya teka setaun aja baru masuk esde. Usia 4th-an mau di masukin sanggar, teserah aya mau pilih yg mana.. menggambar, menari, teater, musik pokonya mah teserah aya, selain sanggar aya mau kita ikutin kelas aikido. kl ini mah rencana sejak aya masih di dalam perut.. hehehe...

Semoga rencana berjalan sesuai harapan.. :)

Tuesday 17 February 2009

Kalo dia minta mimik..


Aya cuma kadang2 aja bilang nyenyen kl mau nyusu sama Bundanya.. dia lebih sering langsung narik2 si i-sing alias iiih.. singa laut si boneka yg di klaim sebagai bantal menyusui..

Kl diliat bundanya lg nganggur langsung tu si aya narik2 i-sing, kl abis jatuh jg gitu nyari i-sing trus baru nyamperin bunda ato kl kita lg iseng i-sing kita umpetin deh dan si aya langsung heboh muter2 nyari si i-sing. hehehe..

Rencana wiken besok i-sing mau di laundry abiss baunya udh asem2 ga jelas :D nah rada bingung jg ni kl i-sing lg nginep di laundry aya gmn yaaah...?

Sunday 15 February 2009

MLM..? thx but no thx

sabtu kemarin merupakan ajakan kali ke-2 dr seorg tmen kuliah sy. awal2 ngajakin ktemuan sy emg ga bs krn saat itu cuaca emg tdk mdukung utk keluar rmh. nah tnyata sabtu kmrn dia menghubungi sy lg yg mengatakan kl dia sdg ada d bdg dlm acara ptemuan akbar MLM XXX dan sy dminta ksdiannya utk datang k jl. suralaya.

duh ngedenger MLMnya aja sy udh ilfeel mana mau sy mengorbankan waktu utk datang trus bbrapa jam kmudian tmen sy nelpon ktnya mau k rmh dan sy psilahkan jika niatnya emg utk bsilaturahmi krn sy sudah menegaskan sy ga bminat ikut2an MLM.

dan akhrnya bner tmen sy datang bsama dgn 5 org tmennya dan sy pun udh menduga ga mungkin dia hanya skedar bsilaturahmi..

karena jam sudah menunjukkan jam 19an yg itu brarti sudah masuk jam tidurnya aya jadilah si ayah yg sy tumbalin utk mendengarkan penjelasan2 ttg MLM tsb dan tetep aja TERIMA KASIH KAMI TIDAK BMINAT.

duh mendingan sy buka lapak jualan buku deh dr pada menjual mimpi wlo mungkin emg bs jd kenyataan..

keinget si ayah yg ngedumel2.. damn..damn gw kan laper, dnger tmen kamu ngomong jd tmbh laper. kekeke..

JJP @ GASIBU


takjub mungkin yah liat tu monyet kecentilan :D

Akhirnya berhasil ke-upload juga foto2 JJP alias jalan-jalan pagi, ga taunya lupa blom di resize pantesan beraaath.. dodol..!

JJP yg paling enak ya kemana lagi selain ke GASIBU pasar rakyat yg sagala aya.. yg lebih enak lg kl JJP ga perlu mandi dulu.. Hihihihi...

Dari sabtu kita emg udh ngejanjiin ke aya mau ajak dia liat topeng monyet sekalian ayah bundanya mau sarapan lomie kl aya udh sarapan duluan di rumah. Ummh.. yumme..!

Oiya kita berangkat ujan2an.. eh pulangnya juga ujan2an.. Hehehehe..




Si ayah mirip artis..?

Terjadi percakapan antara 2 orang emak2 yg berbeda kota dan propinsi :D

Mba Arien: Teh, maaf ya aku mau tanya tapi jgn marah..
Saya: tanya aja mba.. gpp ko santai aja...
Mba Arien: Setelah aku liat2 ko ayahnya aya mirip sama Bams Samson ya Teh..
Saya: EMANG..!! Hahahaha...

Bukan sekali 2x aja yg bilang gitu.. kadang ada yg bilang mirip Bams Samson, kadang ada juga yg bilang mirip Baim yg skarang udah jadi suaminya Artika Saridevi.. :D

Saya mah tinggal trima takdir aja bersuamikan kloningan artis2.. semoga rejekimu lancar dan karirmu pun semakin baik ya Hon..

Wkekekeke..!!

JJS @ Resort Dago Pakar


sekarang aya udah tenang... ga keliatan ketakutan.. rilex bgt dia ngeliat ke langit sore yg sedikit tertutup awan kelabu.. kekekeke...

Jalan2 ga perlu bayar tiket kan..? ga perlu juga musti ke mol yg ada malah bikin kantong si ayah kempes.. lagian juga kita bukan penggemar mol :D

Nah kaya tadi sore ni... rencana awal mau anter ayah cuci motor eh ternyata tutup tempatnya ya udah deh dari pada langsung pulang kan ga asik tuh jadilah sekalian kita jalan2, pulang ke rumahnya lewat dago atas truss aja sampe ke resort dago pakar sekalian mau ajak aya jalan2 di bukit rerumputan..

Dan ternyata aya sangat antusias bgt sampe ga mau digendong, nanjak juga sendiri padahal bundanya udah takut aja ni anak ngegelundung.. duuuh stresss..!!

Ntar kapan2 kita ajak kamu jalan2 di padang rumput yg jauh lebih aman yah Ay.. any idea..? Ummh.. MARIBAYA..?

Saturday 14 February 2009

Reusable diaper

Sebelumnya mau bilang terima kasih dulu ni buat tante eka yg udah ngirimin reusable diapernya buat aya. Semua ini berawal dari saya yg emang lagi nyari reusable diaper, di MP sih banyak yg jual tapi mahal2 karena semuanya barang impor akhirnya ga dibolein beli deh sama Ayah. Huhuhuu...  

Trus selain itu juga saya udah mulai aga jenuh makein aya popok plastik ribet bgt selip pinggang kiri kanan walo hasilnya emang sangat memuaskan. Pipisnya ga kemana2, ga bececeran dan baju saya pun jarang bgt kena najisnya aya. Intinya mah memuaskan walo ribet :D

Akhirnya si tante eka baik hati ini cerita kl dia punya reusable diaper yg ga semuanya dipakein buat azka trus aya dikirimin 4 buah reusabla diaper dan langsung deh saya uji cobakan ke aya... duh.. bahan lapisan dalamnya lembut kynya dari bahan handuk, makeinnya juga ga ribet yg akhirnya membuat saya kembali bersemangat untuk meneruskan kembali potty training, bisa di cuci pke mesin cuci trus cepet kering pula dan yg pasti ini produk anak negeri jadi harganya pun ekonomis.

Mau go green.. ga perlu mahal kan..? kl berminat sama reusable diaper bisa langsung aja hubungi tante eka.. :) 

Thursday 12 February 2009

Let’s Talk bout Sex with your Kids…

Rating:★★★★★
Category:Other
Let’s Talk bout Sex with your Kids…

22nd of October, 2007.

Mom’s di bawah ini adalah pengalaman beberapa Mom’s yang tiba-tiba ‘ditodong’ pertanyaan seputar sex oleh balita mereka. Punya pengalaman yang sama? How to answer? Ingat, jangan membohongi, memarahi atau menghindari. Berikan jawaban yang dapat dicerna olehnya.

Rani (29 Tahun) amat terkejut saat melihat Cindy menemukan kondom dari laci yang seharusnya terkunci. “Ini apa sih mah?”

Solusi : Jika perhatian anak anda masih gampang dialihkan, cukup katakan kalau kondom itu adalah salah satu alat kesehatan yang digunakan oleh orang-orang dewasa. Jika anak anda mulai bertanya kembali “fungsi” dari kondom, katakan bahwa kondom digunakan untuk menghindari kehamilan dan hanya digunakan oleh orang orang dewasa.

Winda dan Ragil panik bukan main saat Erika memergoki mereka sedang ‘bercinta’ dan berteriak “Ayah sama Bunda ngapain?!”

Solusi : Jika anda mengalami hal yang sama, mintalah anak anda untuk membalikan badannya sebentar dan segera berpakaian. Tanyakan ada apa sehingga anak anda masuk untuk menemui anda secara tiba-tiba, dan jika ia bertanya apa yang anda dan suami lakukan, anda bisa mengatakan bahwa anda dan suami sedang “having private time”. Sebagian anak-anak menjadi ketakutan ketika memergoki orang tuanya ‘bercinta’ karena mereka berpikir bahwa sang ayah sedang menyakiti ibunya, atau ada juga yang bereaksi marah, bingung dan merasa malu. Pastikan bahwa anak anda yakin kalau orang tuanya saling mencintai dengan cara saling memeluk dan pastikan bahwa anak anda tidak menjadi syok karenanya.

Yang penting adalah anak anda merasa anda memperhatikan pertanyaannya dan menjawabnya dengan sungguh sungguh.

Berikan pujian seperti ‘wah, pertanyaan yang bagus’ sebelum anda menjawab pernyataan si kecil.

Perhatikan dan yakinlah kalau anda mengerti setiap pertanyaan, contohnya ketika si kecil bertanya “Ma, kok Tante lila bisa hamil? Aku keluar dari mana?”Anda tidak perlu menjawab tentang proses masuknya sperma sampai ke rahim. Cukup mengatakan bahwa pasangan yang telah menikah bisa memiliki bayi yang akan lahir setelah 9 bulan berada di perut sang mama.

Jika Mom’s sendiri merasa tidak puas akan jawaban yang mom’s berikan, jangan ragu untuk menjelaskan kembali pada si kecil.

Yang terpenting berikan komunikasi yang terbuka pada anak anda, tanyakan kembali pada anak anda ketika anda selesai menjawab pertanyaannya untuk menghindari anak anda merasa bingung. Lebih baik ia bertanya pada anda bukan, dibandingkan ia mencarinya sendiri.

sumber: http://www.ibudananak.com/

Yang tak terlupakan...

Aya keluar rumah pertama kali usia 10 hari naik motor nganter bundanya cek pasca operasi trus si bunda diomelin sama bu dokter ktnya Aya kuning tp bunda mah santai aja lha wong udah 10 hari gitu lohh.. ga mau cek darah sempet debat sama ayah akhirnya cari 2nd opinion ke bu bidan deket komplek dan ktnya gpp kuning  wajar....  soalnya anak ASI :D

Aya jalan2 pertama kali ke GASIBU usia 40 hari. Ini mah nekat dari pada si bunda kena baby blues kedua karena bosen ga jalan2. Hihihi...

Aya tengkurep sendiri usia 3 bulan.

Aya bisa balik dari tengkurep usia 4 bulan.

Aya potty training usia 4 bulan hingga sekarang.. Pipisnya blom lulus niih.. :D

Aya tumbuh gigi pertama usia 5.5 bulan, sampe usia 10 bulan giginya ada 8 trus berhenti tumbuh. Lanjut lagi usia 13 bulan akhir sampe sekarang udah ada 16 buah gigi.

Aya merangkak usia 6 bulan.

Aya bisa berdiri sendiri dengan berpegangan usia 7 bulan.

Aya duduk sendiri usia 8 bulan.

Aya dititah sejak 9 bulan-13 bulan dan akhirnya jalan di usia 13 bulan 4 hari, dalam hitungan hari udah bisa lari dan jalan jinjit.

Potong poni udh 2x tinggal nunggu yg ketiga ni mau dibikin poni rata lagi.. :D

Yippy besok wiken..!!!

Wednesday 11 February 2009

Ekspresi makanku




Ini sebagian foto jepretan ayah sama bunda... ntah knpa mreka seneng bgt motoin aku kl lagi makan katanya ekspresi makanku lucuu... hihihihi...

Tuesday 10 February 2009

Kumpulan menu MPASI


lembut bgt yaa...
brokolinya di cincang, jagungnya jg trus disaring..

Eat The Rainbow itu lah makanan-ku, walo bundaku ga doyan sayur tp bunda sangat terobsesi membuatku menyukai sayuran. Jadilah sejak bayi aku udh dibiasain mengkonsumsi sayuran setiap hari dan sampe sekarang aku selalu makan sayur yg berwarna warni seperti pelangi..

Alhamdulillah aku belum pernah dikasih vitamin sintetis, bundaku yakin sekali kl sebaik2 vitamin itu adalah vitamin yg di sediakan oleh alam dan bukan vitamin2 pabrikan. Aku tumbuh sehat karena ASI, MPASI Homemade dan stimulasi yg diberikan oleh ayah bundaku..

Seleraku sangat sederhana, aku ga suka makanan yg terlalu gurih, aku ga suka makanan yg terasa enak di lidah orng dewasa. Aku suka makanan dg rasa yg simple, sayuran pun hanya dikukus aja dan aku bisa menghabiskan semuanya. Ini karena di masa2 MPASI bunda tidak pernah memberikan gula dan garam di dalam makananku, aku pun ga diperbolehkan mengkonsumsi makanan pabrik dan makanan instan.. Baru deh setelah aku berumur 24 bulan bunda mulai sedikit memberi kelonggaran untukku, cemilan favoritku koko krunch dan teman2 serealnya, aku jg suka makan coklat tp dg syarat aku harus rajin sikat gigi :D

Begitu lah sekilas cerita di balik makanan2ku.. Selamat memasak Bundaaa...


Untuk memudahkan melihat detail menu ini link-nya:

- Utk menu 6 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu6bln
- Utk menu 7 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu7bln
- Utk menu 8 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu8bln
- Utk menu 9 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu9bln
- Utk menu 10 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu10bln
- Utk menu 11 bulan http://alikastore.multiply.com/tag/menu11bln
- Utk menu 12 bln sampe skrg http://alikastore.multiply.com/tag/menu-si-toddler

Monday 9 February 2009

Pojok nakal perlukah?

Terus terang sy blm pernah menghukum aya karena menurut sy seusia aya blm tau mana benar mana salah. semua aktivitasnya merupakan salah satu bentuk eksplorasi dr sgala keingintahuan.

naik ke atas meja, paling dbawah meja sy tumpuk bantal. makan diemut ta bosan sy kasi pengertian itu tdk baik. makan dlepeh ya tinggal dpungut aja. mainin power dvd/pc biasanya sy biarkan. liat tv tlalu dekat, sy ajak duduk dkursinya.

tantrum? kpn kah tantrum? diusia brapa? apa penyebabnya? bgaimana solusinya?

apakah seusia aya sdh pantas dberi hukuman? ah kl sy lbh suka mengajaknya bkomunikasi dr pd mberi hukuman...

jd diusia brapakah sudah bs dterapkan pojok nakal sbg hukuman?

Sunday 8 February 2009

Cemilan on the weekend


whehehe.. ga sabar neng.. bentar donk di poto dulu..

Eksperimen pertama nyobain aya kacang panjang ahhh... terakhir makan kacang panjang waktu masi jamannya MPASI itu pun dilepeh2 sama aya ntah karena dia blom bisa nelen ato saya yg ga bisa motong makanya dicoba lagi deh dan seperti biasa sayurannya mah dikukus ajah biar bisa disambi onlen kan tau2 mateng tuh :D hehehe.. ga denk.. dikukus maksudnya biar vitaminnya ga banyak yg ilang aja...

Dan hasilnya.. wow habis dalam sekejab. cepet bgt..! saya pun doyan tapii dimakannya musti pke saus kacang alias bumbu pecel.. yummee...

Trus hari minggunya ngejajal ah ngasih aya kembang kol goreng tepung, bukan bundanya yg goreng tapi si Oma... kl saya yg goreng di dapur bakalan kedenger suara shit..shit..shiit.. duh sumpah sebeel bgt sama minyak.. :((

Dan hasilnya.. aya ga begitu doyan euy..! saya mah hepi2 ajah semoga ni anak lebih suka kukus2an, rebus2an, bakar2an dibanding goreng2an. Hihihi...

Tadi sore kita beli bakpau, eeh si aya ikutan nyamber jadi lah dia makan bakpau isi kacang ijo, cuma abis dikit soalnya baru aja selesai makan. Mupeng aja dia liat makanan yg menurut dia asing :P

Trus nyoba bikin puding alpukat sereal.. maaf ini ga dibahas dulu soalnya buat diikutin lomba yah kali2 aja beruntung. Mohon doanya...Hihihihi..

Sampe kapan ya musti ngebekel..?

Whehehe.. ini pertanyaan yg belum terjawab ni sama saya ato pun sama si ayah. Kalo saya tanya ke si ayah jawabnya pasti ga tau dan saya pun juga udah kebiasaan aja kl mau pergi pasti deh ngebekelin aya. Menu andalan ya si simple oatmeal+sup, praktis bgt ga pke kuah tapi juga ga seret.

Jadi walo ayah bundanya mau makan sate/tongseng kambing, soto sulung, lomie, ayam bakar ato apa ajalah si aya tetep dengan menu non kolesterolnya. Kekekeke... Untungnya kita ga suka makan junk food tapi tetep aja sih aya mah emoh nyicip2 palingan yg dia minta minuman kita aja.

Trus sampe kapan donk yah musti ngebekel...?

Ket : foto diambil di warung sate kambingnya pak Gino di jl. sunda.. tongsengnya mak nyuuusss....!!

Saturday 7 February 2009

P50

Akhirnya setelah menimbang si neng di dua tempat  yg berbeda dengan dua timbangan yg berbeda pula kita jadi tau deh sebenernya beratnya si aya tu berapa, huuw timbangan di borromeus salah tuu ato karena si aya juga yah yg belum ditimbang udah jejeritan duluan. Hihihi...

BB-nya aya diusia ke 16 bulan ini hampir 9 kg tepatnya 8.9 kg. Alhamdulillah. Kalo di plot di grafik yg dari WHO BB-nya berada di Persentil 50 (P50) yg berarti berat badan anak sama dengan 50% anak seusianya atau berat badannya sesuai berat rata-rata untuk anak seusianya (hal: 100- 110 buku Bayiku Anakku). Berarti normal bgt donk yaah.. Uhuuy..! senangnya hatikuuu...

Oiya kita nimbang aya pertama di Ace Hardware trus yg kedua di apotik. Skalanya persis sama, hampir mendekati 9kg :)

Untuk yg mau donwload WHO growthchart bisa download disini ato di attach aja kl mau gampangnya... (ni kaa, tinggal di attach aja grafiknya)

Happy weekend..!

Friday 6 February 2009

Aku suka buku.. (Aya 13bln)




Mungkin karena tiap hari yg lihat buku buku buku dan rak bukunya pun bisa terjangkau akhirnya aya mulai seneng bermain2 sama buku.

Lg makan pegang buku, lg liat dvdnya pun musti pegang buku juga. Bahkan sekarang pun setiap hari selalu minta dibacain buku...

Semoga berlanjut terus hingga kamu gede ya nak.. :)

Thursday 5 February 2009

Dinginnya edun..

udah bbrapa hari ini bandung hujan terus, ga cuma hujan tp brangin jg. lantai rumah udh ky es, masuk kamar mandi brasa masuk kulkas jd wajar kan sy malas mandi :D

dan td pg sy mrasa ni kpala berat bgt, pori2 kulit jg sering x bgidik. jd hobi nyetrika biar aga angetan, alhamdulillahnya ko sy ga biduran yah.

kl malam tiba sy ma si ayah sibuk dg slimut masing2 yg lumayan tebel tp si aya dg cueknya ga pake slimut, smpe bosen nyelimutin trus dtendang2 sm dia. smpe bingung ni anak apa ga kdinginan yaa..

smga wiken bsk bandung cerah.., tolong ya Allah brikan sdikit sinar matahariMu kpd kami biar kami bisa jalan2, biar cucian sy cpet kering dan biar kpala sy jd ringan lg. amiiin..

Udh 16 bulan ajaaa...

Kalo ga diingetin teh dina ibunya neng rayya, saya lupa ni aya skrg udh 16 bulan abis keingetnya aya masi 14 bulan aja. hehehehe.. (syndrom ibu2 rumahan waktu serasa berhenti berputar).

Alhamdulillah sehat walo pernah sakit kena roseola trus nafsu makannya pun lumayan walo pernah 3 harian diemuuut terus, udh bisa joget muter2 ky the backyardigans, bisa nyetel dvd baby einsten sendiri ga peduli tu monitor lg dipake onlen bundanya tau2 koneksi putus soalnya kabel modem dicabut sama aya... SABOTASEEE...

Masi bibling tp udah bisa diajak komunikasi, udh bisa dimintai tolong, udh lulus mengenal organ tubuh yg belum lulus mengenal warna ni, hafalnya baru merah sama ijo doang, ga seneng kl tangannya ketempelan kotoran, seneng mungutin barang2 di lantai trus di masukin ke tempat sampah (jd kl kita keilangan barang tempat sampah tujuan utama yg harus di cek).

Trus kl pundung (ngambek) lgsg lari masuk ke kamar, wajahnya di taro di kasur, kl diintip yg ada dia cengar-cengir deh..

Harapan bunda jangka pendek ini, aya bisa bilang pipis, lebih bisa membeo, jgn suka nekat turun meja sambil loncat ya naak dan sehat selalu, tambah pinter jugaaa...

Tuesday 3 February 2009

Roti kukus coklat keju..

Aya bangun dari tidur pagi sekitar jam 10-an, bunda ngira masih jam 9-an ni dan waks..! blom nyiapin cemilan, mikir mau kasi cemilan aja blom. Gimana iniiii...? sambil pipis mikir deh, labusiam baby kemarin udah, buncis yaah udah buat ngesop, telur puyuh juga udah dimasukin di sopnya, kabocha ga beli, ya udah deh akhirnya TARAAAA.... jadi lah cemilan seperti judul diatas.. ;)

Bahannya cuma roti tawar dipotong2 dadu, UHT rasa coklat, dan keju. Kukus aja sekitar 10-15 menitan. Hidangkan hangat2... berhubung sejam lagi masuk jam makan siang jadi 1/4 sisa rotinya di skip dulu ntar lanjutin lagi buat makanan penutup. Hihihihi.. gayaa...? :D


SEHAT TANPA SUPLEMEN

Rating:★★★★
Category:Other

Suplemen hanya bermanfaat untuk usia 65 tahun ke atas atau dalam kondisi tertentu.

Tak ada secuil kekurangan yang kentara dari fisik Bulan, 13 bulan. Namun, kecemasan sang Bunda membuat bocah yang sering melontarkan senyum manis itu mendapat asupan multivitamin setiap hari. Apalagi di musim hujan seperti ini, Tanti, 28 tahun, begitu khawatir buah hatinya jatuh sakit. Ibu rumah tangga yang tinggal di Bekasi ini membayangkan kepanikan yang harus dialaminya jika kondisi itu terjadi. Maka, ia pun mengambil langkah sedia payung sebelum hujan. Agar tak sakit, bocah itu dicekoki suplemen multivitamin. Apalagi, ia terpesona berbagai iklan produk suplemen multivitamin di layar kaca.

Karena itulah, dr Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed (http://purnamawati.wordpress.com/) pun meminta para ibu untuk hati-hati. Spesialis anak ini menyebutkan, suplemen itu bermanfaat hanya untuk orang berusia 65 tahun ke atas. Atau orang-orang yang dalam kondisi tertentu, seperti menopause, mengalami gangguan makan, menjalani diet rendah kalori. Juga mereka yang perokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan diet khusus, tengah merancang kehamilan, mempunyai kelainan metabolisme, atau penyerapan makanan dalam tubuh.

Ia mengungkapkan, anak dan perempuan sering kali menjadi korban dari berbagai produk suplemen. Dengan membidik pasar kaum Hawa, di pasar saat ini telah beredar berbagai produk yang bisa mencegah banyak hal, misal penuaan, osteoporosis. Padahal, penggunaan antioksidan--dengan kandungan vitamin A, E, dan lain-lain--secara berlebihan bisa berujung pada kematian.

Dokter yang bertugas di Kemang Medical Care, Jakarta Selatan, ini menyatakan, tak hanya anak-anak yang harus dicermati dari penggunaan suplemen, orang dalam kondisi tertentu pun harus lebih hati-hati. Misalnya, ibu menyusui, ibu hamil, atau menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi, penyakit jantung, tiroid, diabetes, memiliki riwayat stroke, glaukoma, pembekuan darah, depresi, penyakit jiwa, epilepsi, parkison, pembesaran prostat, dan transplantasi organ.

Ia pun menyindir sebuah produk yang mengandung kolustrum. "Bayangkan, berapa sapi yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut," ujarnya. Menurut dokter yang biasa disapa Wati ini, vitamin dan mineral memang berperan penting dalam kelangsungan proses kegiatan sel-sel dalam tubuh. "Tapi, hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil," ujarnya. Hanya ada beberapa gangguan yang muncul akibat kekurangan vitamin, tapi berlebihan juga bisa berbahaya.

Wati menjelaskan, kelebihan vitamin yang larut dalam air--vitamin B dan C--dapat membuat beban kerja ginjal berlebihan sehingga fungsinya terganggu atau menyebabkan penumpukan dan muncullah batu ginjal. Sedangkan kelebihan vitamin larut lemak--vitamin A, D, E, dan K--bisa membebani hati yang bisa memicu gangguan fungsi hati, problem pembekuan darah, serta keracunan vitamin.

Bayangkan bila kondisi tersebut harus dihadapi anak-anak akibat ia dijejali suplemen terus-menerus. Padahal, saat ini banyak ibu yang ingin anaknya doyan makan sehingga ia membeli suplemen khusus pendongkrak nafsu makan. Padahal, kata Wati, suplemen sejenis itu belum terbukti efektif meningkatkan nafsu makan. "Dalam dunia kedokteran, belum ada yang namanya perangsang nafsu makan," ia menegaskan. Lagi pula, suplemen bukan obat yang harus menjalani uji klinis sehingga kita tidak tahu persis efektivitas dan keamanannya.

Mayoritas ibu pun ingin anaknya memiliki daya tahan super sehingga membeli suplemen khusus yang diiklankan mempunyai kemampuan menaikkan kekebalan tubuh. Wati dengan tegas menyebutkan, tidak ada obat untuk sistem imun. "Kalau tidak, kan sudah digunakan buat (penanganan) HIV," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan spesial anak dr Zakiudin Munasir dalam kesempatan berbeda.

Zaki menyebutkan, sistem kekebalan tidak bisa diatur dengan satu hal. Walhasil, anak itu tidak perlu diberi asupan untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena yang penting ialah asupan bergizi dan seimbang. Kekebalan, seperti halnya organ tubuh lain, memerlukan modal untuk bekerja. Nah, sajian bernutrisi lengkap dan seimbanglah yang bisa mendongkrak sistem kerjanya. Wati pun menyarankan para ibu untuk menyediakan bahan-bahan makanan yang kaya vitamin dan berbagai zat yang berguna seperti tubuh, seperti serat, protein dan fitokimia. Ingat pula hasil penelitian American Academy Pediatrics (AAP) yang menyebutkan pemberian suplemen vitamin terlalu dini, justru dapat meningkatkan risiko timbulnya alergi dan asma pada anak. Walhasil, maunya anak selamat, malahan jadi menderita. Bukankah orang tua juga yang merana? RITA

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/03/Gaya_Hidup/krn.20090203.155621.id.html

Kok mam-nya diemut..?

Dimulai sehari sebelum ayah ke padang setiap jam makan ada aja sesuap dua suap sampe 5 suapan yg diemut. Dooh.. bete? pasti..! senewen.. iyah bgt..! kesel..? apa lagi..! gemesshhh ngeliat mulutnya sampe moyong2 ky badut..

Diajak main sama iteung diemut juga, bundanya nyontohin ngunyah2, diemut juga, diajak ngasi makan ikan, teteph juga diemut. Sampe bunda bilang...ay kl diemut ntr telinganya lebar hidungnya panjang loh ky gajah... dikunyah2 sebentar slanjutnya diemut lagi (fiuhh). Ngomong lg ni si bunda... ay kl diemut ntr giginya rusak, jelek, keropos, item2. hiyyy.... berhasil dikunyah tp suapan selanjutnya diemut.. GRRRRR....

Mikir.. mungkin mau yg lembut2.. dibuatin bubur... teteph diemut.. dooh... dan akhirnya nyoba bikin sup dengan potongan2 yg lebih kasar. Kaya buncis ato brokoli ga dirajang tipis lagi, tomat di potong2 lbh besar setelah dibuang biji, tahu, tempe dipotong dadu, jagung di printilin tp kl wortel ato kentang tetep diserut kasar.. Alhamdulillah... dikunyah dengan sukses.... jam makan yg sempet molor sampe 45 menitan akhirnya kembali kurang dari 30 menit... yippy..!

Jadi skrg bentuk sup-nya aya udh ky sup org dewasa.. tapiii... outputnya alias pup-nya si jagung keluarnya utuh ky jagung. kikikikik.. lucuuu... gpp deh yg penting ga bikin senewen... :D

Monday 2 February 2009

Kalo cemilannya kaya gini ntar gede jadi apa yah...


labusiam baby teteph jadi favoritnya aya ngalahin semua merk biskuit.. kekekeke..

wortelnya pke yg lokal aja biar gampang dipegang :D

Ay.. kl cemilannya beginian kamu ntar gedenya kira2 jadi apa Ay..?

10 Cara Membuat Balita Cerdas

Rating:★★★★★
Category:Other
Selasa, 26 Agustus 2008 | 11:50 WIB

Anak balita punya kemampuan luar biasa untuk menyerap kepandaian dan informasi baru dibandingkan anak yang berusia lebih tua. Penelitian menunjukkan, mengenalkan pada kegiatan membaca, bahasa, dan matematika sejak usia balita, akan membuat mereka lebih mudah menangkap pelajaran tersebut nantinya.

Berikut sejumlah cara yang bisa mendorong serta melatih mereka agar memiliki otak cerdas.

1. Mengajak bicara. Ceritakan tentang apa saja padanya. Yang jelas, anak jadi tahu, dia merupakan pusat perhatian Anda. Hal ini akan mendukungnya di dalam perkembangan pengetahuan bahasa dan pemikirannya.

2. Pilih buku anak-anak dengan huruf yang besar dan gambar yang jelas. Hal ini akan menolong anak mengerti apa yang mereka lihat dan juga pelan-pelan belajar membaca kata.

3. Beli kaset/VCD/DVD berbahasa asing. Akan lebih mudah untuk anak balita menangkap bahasa asing daripada di kemudian hari.

4. Beli software komputer untuk anak balita. Banyak software yang melatih kemahiran menggunakan keyboard karena sebelum berusia 2,5 tahun anak cenderung sulit menggunakan mouse.

5. Beli huruf abjad yang terbuat dari plastik dan simpan di kamar mandi. Setiap kali mandi, perkenalkan huruf baru dan lakukan berulang-ulang hingga anak hafal. Dengan cara itu, pelan-pelan anak akan mulai belajar adanya hubungan antara berbicara dan menulis di dalam bahasa.

6. Selalu lakukan pengulangan. Banyak orang tua merasa frustrasi jika anaknya berulang-ulang membaca satu halaman di buku yang sama atau menonton film/VCD yang itu-itu saja. Jangan sebal dan panik! Ini merupakan suatu bagian penting di mana anak mengenal proses informasi.

7. Beli huruf-huruf dan angka-angka yang terbuat dari magnet. Hal ini memungkinkan anak bermain sambil belajar di depan lemari es. Kenalkan kata-kata yang baru setiap minggu.

8. Bacakan satu cerita setiap hari. Baca dengan intonasi dan ekspresi seperti kita sedang bermain drama.

9. Ingat, pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan pendidikan akademis. Penelitian menunjukkan, perkembangan otak juga berhubungan erat dengan pendidikan jasmani, seperti merangkak sebelum usia 1 tahun. Jika Anda dan si balita sering melakukan aneka kegiatan olahraga bersama, ini dapat menambah perkembangan fisik serta otak anak. Entah itu berlari-lari, naik kuda, berenang, dan lainnya.

10. Beli satu set pelajaran dan pendidikan untuk anak balita. Termasuk di dalamnya buku-buku, video, kaset, dan bagaimana caranya mengajarkannya. Baca dan belajarlah berdua anak. Membeli ensiklopedia bergambar khusus untuk anak pun tak ada salahnya.

http://kompas.co.id/

Sunday 1 February 2009

Our lovely weekend..

Alhamdulillah akhirnya ayah di hari jumat yg tidak cerah tiba juga di rumah di saat aya sama bunda lagi tidur siang. Hwaa.. kangennya poll... dan ga mau mau lagi ah ditinggal lama2 soalnya yg ada sayanya malah jadi senewen dan jadi males ngapa2in. Hihihihi... 

Sabtu-minggu pun aktivitas kami kembali diisi oleh jalan2, alhamdulillah penat pun hilang dan senyum pun kembali merekah. Aya pun ikut2an senang soalnya dibeliin domba merah dari karet hadiah dari ayah, kita emang suka kasi hadiah walo tanpa momen apa2 tapi sekalinya ulang tahun malah ga dikasih apa2. Hehehe...

Dan akhirnya saya pun kembali disibukan oleh kdua baby saya.. sungguh menyenangkan hidup ini...

 

Oiya aya pun udah bisa loh nunjukkin mana tanduk, telinga, ekor, kaki, mata dan hidung si domba tapi lucunya kl ditanya perutnya mana Ay..? yg ada aya langsung deh nunjukkin perutnya yg buncit :D