Mau share sedikit ni dr milis Gizi_BayiBalita asuhannya Pak Wied Harry... Pernyataannya ga berbeda jauh dari beberapa milis yg saya ikuti yaitu milis Sehat dan mpasirumahan...
Semoga bisa bermanfaat khususnya mah buat saya.. ehuehuheu...
Pertanyaan:
Malam Pak Wied,
Menyenangkan sekali membaca email² jawaban dari Pak Wied, begitu terasa spiritnya :) dan byk ilmu bisa didapat
Pak Wied, ada hal yg mau saya tanyakan, saya masih agak rancu dengan pemakaian garam-gula pada batita. Ada yg bilang hny sampai 1th lalu boleh pemakaian asal sedikit. Ada yg 2th, ada jg yg ekstrim sampai 5th no sugar and salt.
Sebetulnya bagaimana ya Pak? Karena terus terang saya ini agak bingung dengan GTM-nya anak saya (1th). Kalau dikasi garam/kecap sedikit baru mau. Kl manis, sementara saya msh pakai dari buah.. Apa pencernaannya sudah kuat untuk toleransi garam?
Saya tunggu pendapat Bapak
Tq
Christin
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Jawaban:
Salam sehat,
Terima kasih. Syukurlah jika diskusi kita di milis ini inspiratif dan memancing ide dalam pemberian makan sehat alami bayi-balita.
Bukan soal boleh atau tidak boleh diberi gula pasir dan garam. Yang patut kita sadari dari segi nutritif adalah (1) gula yang sehat dan alami bisa diperoleh dari buah-buahan segar (karbohidrat kompleks seperti nasi sebenarnya juga merupakan sumber gula, tetapi baru terasa manis setelah tercerna/dikunyah lama), (2) garam -yakni natrium- bisa didapat dari makanan terutama makanan hewani dan susu serta hasil olahan susu seperti yogurt, keju. Bagi bayi, makanan alami yang beragam sudah cukup memberikan asupan gula dan natrium, tidak perlu tambahan dari gula pasir dan garam.
Kedua, yang patut kita pertimbangkan dari segi rasa adalah bayi belum memerlukan tambahan gula pasir dan garam, sebagaimana makanan orang dewasa. Sebab indera perasanya masih sangat sensitif. Bayi bisa mendeteksi rasa dasar dengan sangat baik. Coba selalu berempati setiap kali menyiapkan makanan bayi, jangan mengukur rasa manis dan asinnya menurut kadar manis-asin indera perasa kita sebagai ortu (yang daya cecapnya memang sudah -maaf- 'bebal'). Dengan membiasakan bayi menikmati rasa dasar makanan, ia akan memiliki perbendaharaan citarasa lebih kaya, sehingga kelak lebih mudah menyesuaikan diri terhadap beragam jenis makanan (baru). Manfaat lain, ketika ia lebih besar tidak akan menjadi keranjingan (craving) terhadap makanan yang manis berlebihan (a.l. permen, donat lapis gula bubuk) maupun makanan asin-gurih berlebihan (a.l. snack kemasan, fast food). Dan ia hanya akan makan makanan tsb seperlunya saja.
Sampai umur berapa makanannya sebaiknya dibubuhi garam dan gula? Jawabnya, bersamaan dengan masa lepas ASI/susu formula, yakni 2 tahun, makanan balita bisa mulai dibubuhi garam dan gula pasir jika memang diperlukan. Artinya, kalau makanannya sudah manis/gurih, ya ga usah. Misalnya jika sudah dapat manis buah segar/kering (kurma/kismis/sultana/prune) atau asin gurih keju. Nah, kalau makanannya memang perlu dibubuhi gula pasir dan garam, pakai ukuran citarasa anak kita, bukan citarasa kita.
Manfaat mengendalikan pemberian gula pasir dan garam dalam makanan bayi-balita sudah kami rasakan. Anak-anak kami bukanlah anak-anak pemakan permen dan makanan manis. Kalau temannya makan, ia hanya akan ikutan makan, tapi segera berhenti makan sebelum makanan manisnya habis. Hal ini juga dialami oleh kawan/sahabat saya yang menerapkan hal serupa, seperti Lia (Cornelia Agatha) dan Deasy (Deasy Noviyanti) yang testimoninya terpajang di cover milis kita. Manfaatnya, organ cerna anak kita kelak akan lebih terjaga, terutama pankreas dan ginjalnya, sehingga memperkecil risiko diabetes dan hipertensi.
WH