Tuesday 10 August 2010

MEMBENTUK SELERA SI BAYI

Rating:★★★★★
Category:Other
Membiasakan konsumsi hanya makanan sehat.. ternyata dimulai di awal kehidupan.. itu jauh lebih baik.. dari pada setelah merasa kegemukan, kolesterol tinggi, kena asam urat ato diabet baru ribut..

Sumber: http://www.facebook.com/notes/smart-parenting-by-bunda-arifah-handayani/membentuk-selera-si-bayi-by-dini-hariati-ulan-sari/426251248549

Very Nice Article!
Diambil dari tulisan Dr. Sears dalam buku The Baby Book.
Ditulis ulang oleh depezahrial

Bayi-bayi yang memasuki masa kanak-kanak dengan rasa manis, lemak, atau asin dalam rongga mulutnya cenderung akan melanjutkan hal ini di sepanjang masa kanak-kanaknya dan mungkin juga hingga dia dewasa.

Masa bayi adalah satu-satunya periode dalam kehidupan anak untuk dapat membatasi permen. Makanan ‘sampah’ biasanya diperkenalkan oleh teman-teman. Lewat pesta ulang tahun yang penuh dengan gula, coklat, chiki, minuman jus artificial, kukis pabrik yang supermanis. Sebenarnya itu adalah makanan yang biasa, namun buruk untuk masa depan si kecil.

Agak sulit ya? Tapi ada kisah dibalik teori itu. Beberapa tahun lalu Dr. Sears memiliki teori bahwa bila wilayah rasa di lidah bayi dan usus yang sedang berkembang selalu dihadapkan pada makanan sehat selama TIGA tahun pertama, maka anak akan menolak makanan sampah kelak.

Kayaknya nggak mungkin banget yah? Secara *ngaku aja, saya juga pernah* Anda pasti pernah ngasih bayi/batita Anda ‘nyicip’ French fries di resto fastfood ataupun Nugget pabrikan *yang Anda sendiri bingung.. dimana dagingnya nih?*. (untungnya anaknya belom sempet ketagihan).

Tapi Dr. Sears mengadakan ‘eksperimen’ terhadap teori ini pada semua anaknya. Untuk 3 tahun pertama , mereka tidak memasukkan garam, gula ataupun lemak jahat yang berlebihan dalam menu makanan bayi mereka. Satu diantara bayi mereka bahkan tidak mengkonsumsi junkfood.

Dan apa yang terjadi?
Suatu hari , ketika si anak berumur 3 tahun dan diajak ke pesta ulang tahun yang penuh dengan ‘rasa manis , krim, dan coklat’ tentu saja dia memakan kue-kuenya. Namun tidak menggila. Baru hampir setengah jalan makan kue, anaknya berkata “ Perutku nggak enak” dan berhenti makan.
Bahkan Dr. Sears mengungkapkan bahwa anak di umur 3 tahun bisa membuat hubungan yang disebabkan oleh makanan sebagai berikut:
“ Saya menyantap makanan baik-maka saya merasa baik, Bila saya menyantap makanan buruk-saya akan merasa kurang baik”

Bayi-bayi yang diberikan nutrisi yang baik jarang mengalami hal “mengikuti kehendak berlebih”. Dan inilah yang diharapkan jika si anak dewasa kelak. Tumbuh sehat dan tidak berlebihan. Jadi apa saja yang bisa dilakukan supaya bayi dan anak kita tidak “ berlebihan “ dalam selera?
1. hindari makanan dengan pemanis buatan, teralu banyak gula, dan sirup jagung.
2. hindari masakan yang mengandung minyak buatan / hydrogenated oil.
3. sajikan lebih banyak makanan segar daripada makanan dalam kaleng/kemasan.
4. sajikan lebih banyak serealia/padi-padian (beras, gandum,tepung gandum)
5. hindari makanan dengan perisa buatan, pewarna, dan bahan tambahan/additives.

Sekedar pendapat, apa yang ditulis oleh Dr.Sears sependek pengalaman saya membesarkan Azwa –putri saya- memang benar. Saya membandingkannya dengan beberapa keponakan saya yang sejak mulai belajar makan sudah diberi ‘citarasa buatan’ seperti garam dan gula bahkan penyedap buatan dalam jumlah ‘berlebih’. Anak tidak pernah mengenal citarasa alami dari suatu bahan makanan. Begitu punya gigi sedikit, dikenalin makan junkfood… rutin lagih. Belum karena nggak sempat masak, anak nggak dibiasakan sarapan pagi,atau sarapan seadanya dengan nugget pabrikan.

Alasan yang dikemukakan biasanya “ntar anaknya nggak belajar ngerti rasa”.
Tapi alasan itu bisa saya patahkan, karena buktinya si Azwa ya ‘ngerti’ mana makanan enak dan nggak enak.. hehehe.. Bedanya, anak saya nggak pernah berlebihan dalam menyantapnya. Dan alhamdulillaaaaaaah….. nggak jadi pemilih makanan.

Jadi, sejak semula selalu siapkan makanan sehat di rumah. Nggak perlu mewah atau mahal, yang penting SEHAT! Dan terjamin kualitasnya, karena kita sendiri yang membuatnya!

Nah, tentang penggunaan Garam, Gula dan Penyedap..Jangan pernah memberi garam (maupun bumbu penyedap lainnya: merica, kaldu bubuk, gula, dll)pada makanan bayi kita. Pemberian garam (yang mengandum sodium) terlalu dini kepada bayi bisa menyebabkan ginjal mereka rusak. Selain itu, pada saat mereka dewasa, mereka lebih mudah terkena hypertensi (tekanan darah tinggi).

INGAT: Bayi tidak mengenal definisi hambar karena mereka baru belajar mengenai rasa. Kalau kita membiasakan pemberian makanan non-hambar sejak dini, bayi pun akan gampang menolak makanan yang cenderung hambar saat dia dewasa. Perhatikan saja kita sendiri, makan apapun selalu diberi ekstra garam, atau ekstra sambal, atau ekstra gula, atau ekstra kecap dan bahkan ekstra vetsin!

Kalau tentang penggunaan Bumbu dan Rempah-rempah, mungkin anda sudah sering mendengar, “Jangan tambahkan gula atau garam pada makanan bayi”. Bagaimana dengan menambahkan bumbu-bumbu yang lain untuk membangkitkan selera makan bayi anda? Dalam topik ini kita akan membahas mengenai penambahan bumbu dapur pada makan bayi buatan anda.

Saat anda membuat makanan sendiri untuk bayi anda, anda melakukannya untuk berbagai alasan yang bersifat pribadi. Salah satu dari alasan yang biasa dikemukakan oleh para orang tua yang membuat makanan sendiri untuk bayi mereka adalah karena mereka dapat mengendalikan apa
yang dimakan oleh bayi mereka. “Kendali” ini dimaksudkan agar bayi anda memakan makanan yang sehat dan bergizi tanpa ada tambahan penyedap atau pengawet yang biasanya terdapat di dalam makanan instan. Zat tambahan ini biasanya dimasukkan ke dalam makanan pada berbagai
variasi “Makanan Tahap 2”, “Makanan penutup”, “Makanan Tahap 3” dan “Makanan untuk batita”. Bila anda membaca label yang ada pada makanan-makanan seperti ini, anda mungkin akan bertanya-tanya, “Bila di dalam makanan instan ini terdapat gula dan kayu manis, mengapa saya
tidak boleh menambahkan sedikit bumbu tersebut ke dalam makanan buatan saya?” Kami memang tidak menganjurkan penambahan gula atau garam di dalam makanan buatan anda, tapi kami menganjurkan untuk menambahkan bahan-bahan lain untuk menambah rasa pada makanan bayi buatan anda.

Sering kali bila kita memikirkan bumbu penyedap untuk makanan yang kita buat, yang terpikirkan adalah gula dan garam. Para orang tua jarang sekali berpikir untuk menambahkan bumbu dan rempah seperti :
· Kunci
· Lengkuas
· Salam
· Daun Jeruk
· Kunyit
· Ketumbar
· Vanila
· Lada
· Bawang putih
· Bawang merah
· Bawang bombay
· Jahe
· Kayu manis
· Pala
· Adas
· Bumbu asing: Rosemary, oregano, Mint
· Dll
Bumbu rempah seperti tersebut di atas ini bisa ditambahkan pada makanan bayi anda!

Perkenalkanlah bumbu rempah pada bayi anda sehingga pengenalan makanan keluarga seperti yang biasa anda masak tidak perlu harus ditunda sampai bayi anda berusia batita.

Sebagian besar dokter spesialis anak akan merekomendasikan penundaan sampai bayi berusia 8 bulan atau lebih sebelum diperkenalkan pada bumbu rempah. Rekomendasi ini lebih bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan pada pencernaan dibandingkan untuk menghindari reaksi
alergi. Seperti bila anda memperkenalkan makanan baru yang lain, para orang tua diharapkan dapat menerapkan aturan “tunggu selama 4 hari” saat memperkenalkan bumbu rempah. Perlu diingat, bumbu-bumbu yang menyengat seperti lada, cabe bubuk dan cabe sebaiknya dihindari dulu sampai anak berusia di atas 1 tahun.

Sumber:
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm
Phytochemical Database
Natural Health @ Suite 101
Herb Info at wholefoods
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Milis MPASI Rumahan
mpasirumahan@yahoogroups.com


------------------------------------------------------------------

Setuju bgt sama artikel diatas... dan beneran lohh aya juga ga suka nugget, sosis ato makanan daging olahan lainnya.. dan sampe sekarang pun aya baru sekali fast food. Gapapa lah dibilang ndeso sing penting sehat... :D

44 comments:

  1. setujuuuu
    rayya ga suka juga nugget, sosis dll
    pernah dpt ayam fastfood dilepeh lepeh ... sukanya ayam goreng lengkuas buatan emaknya :P

    ReplyDelete
  2. nice share bun..

    duh, aku kok nggak eungeuh sama tulisan di bukunya dokter sears yaa...

    ReplyDelete
  3. toss...!
    kl aya ayam di rebus pke jahe sama garem aja juga doyan teh.. heuheuheu...

    ReplyDelete
  4. bun...fb-nya naon sih? ^^
    oiya...just for share aja...hmmm...anak ASI lebih mudah "mencicip" aneka ragam sayur yg bisa dibilang "hambar" ...
    tfs bun ^^

    ReplyDelete
  5. ambu ada bukunya yaaa...?
    aku ngeuhnya sama mak'e azwa thok. hehehhe *haloo jeng depeee...*

    ReplyDelete
  6. fb aku bun Lana..? add ya di ratih.wulan@gmail.com
    nuhun be4 ^^

    ReplyDelete
  7. Betollll..Hanz jg nga doyan tuhh yg namanya Nugget/Sosis, mending dia makan tahu tempe yg direbus/digoreng sendiri, hohohoh...

    ReplyDelete
  8. Kalo dirumah sih, abang sebisa mungkin makannya makanan sehat tapi kok dia tetep seneng jg ma ayam fastfood ya T__T

    ReplyDelete
  9. wah lagi2 samaan ni kaya aya, lbh suka makan tahu tempe yg d goreng si Oma.. lbh sedeppp... hehehhee

    ReplyDelete
  10. gw dah baca postingan mba depe nyang ini...setuju ra...nawra aja yg benar2 terjaga hanya sampai umur setahun klo dikasi makanan yg terlalu banyak bumbu ke chitato dia makan paling banyak 2 potong habis itu brenti sendiri, makanan apapun klo beli naw gak seberapa rakus gt..biasa aja...

    ReplyDelete
  11. ayooo jeng bikin ayam made in mama tp yg rasanya kaya ayam fastfood.. bisa deeehh... hehehhe

    ReplyDelete
  12. nawra juga suka ayam gara2 nonton upin ipin...toss arsa..hehe

    ReplyDelete
  13. kalau yg goreng bundanya? doyan ga dia?
    kkakakakkakakak

    ReplyDelete
  14. udah pernah bikin ya bun?
    resepnya dong akakakkakaka
    *kaborrrrr*

    ReplyDelete
  15. gw malah baru baca ni dee... ketauan deh jrg ngecek imel :D
    kl aya ke mc d cuma beli es krim doang, kl ayam dia lbh suka ayam di sambel hejo.. alamakk enak bgt dee....

    ReplyDelete
  16. wkwkwkwkwk... no comment dah gw :P

    ReplyDelete
  17. tu jeng bikin donk.. udh ada yg antrin resepnya tuuu..... hihihih

    ReplyDelete
  18. dapet cendol ngga ya? hihihiii...
    udah aku add ya bun...hihihiiii...

    ReplyDelete
  19. Bener...baby tidak tau apa itu "rasa"
    Adil diksh tepung beras/nasi saring tanpa rasa doyan bgt, pdhal baby2 tetangga depan dksh makanan Adil melepeh krn mereka trbiasa diberikan tepung beras dgn rasa dan pengawet. Semoga aku ttp bisa memberikan makanan tanpa gulgar buat Adil.
    Btw, sampe umur brp ya baby boleh diperkenalkan ma rasa asin/manis (gulgar) ya bun?

    ReplyDelete
  20. bantu jawab
    setahun sudah boleh, tp ya sdkt ajah ya
    patokannya umur 1 tahun itu udah tahap table food

    ReplyDelete
  21. ahh dirimu, jd pingin makan cendol beneran ni gw.. hihihi...
    nuhun ya ceu, udh ta approve juga ^^

    ReplyDelete
  22. yup setuju sama teh dina...
    tp kl aya dikenalin gulram itu umur 1.5 tahun, kl kata dr. wati di buku bayiku anakku malah musti sampe 2 tahun.

    ReplyDelete
  23. Tfs bun... Anak yg citarasa dijaga aja sk susah ngendaliin pas dah kumpul ma sodara2nya apalg yg ga dijaga ya... Kek azri nih bun, wkt gw opname 2hari aja lgsg knl ma coklat (krn diksh sepupunya) untungnya ga sampe addict, cm sk krn bungkusnya :D

    ReplyDelete
  24. perasaan dulu nulisnya nggak sepanjang inih :-D

    ReplyDelete
  25. aya sama coklat doyan bgt tu bun, sampe2 bersihin giginya pke cutton bud biar ga ada yg ketinggalan tu coklat di giginya :D

    ReplyDelete
  26. sami2 eceu...
    mugi2 bermanfaat... amiiin...

    ReplyDelete
  27. wkwkkwkw.. die yg nulis die yg lupa... :P

    ReplyDelete
  28. ini ada juga bund di file MPASI Rumahan.
    Meski belum sempurna menerapkan ini, tapi selalu berusaha dan berusaha.
    Alhamdulillah Gaza makanya termasuk gampang.

    Makasih ya bunda, dirimu tempatku berguru dari jaman MPASI dulu :).

    ReplyDelete
  29. iya ummi, berhubung jrg ngecek milis jd ktinggalan mulu. ini pun dptnya malah dr fesbuk. hehehe..

    sama2 ummi, kita belajar bareng aja dan saling menjadi guru. heheheh..
    salam buat Gaza ^^

    ReplyDelete
  30. bukan hanya anak-anak kok bunda.. :)) Stlh 1 th terakhir menghindar dr penggunaan MSG spt royco dsb, aku pribadi skrg klo makan trus MSG, Garam tinggi..huaa pasti lgs mual, muntah en pusing berat.. Tubuh punya alarm sendiri kok.. Maree hidup sehat..

    ReplyDelete
  31. yuupss setuju bun hen...
    aku kopas MSG ala pak Wied Harry yaa

    Glutamat alami yg bikin gurih masakan banyak sekali terdapat dalam:
    * aneka jenis bawang: bawang merah, bawang putih, bawang bombay, daun bawang, dll (Ingat masakan Cina kan? Tumis cuma pake bawang putih + sedikit garam + sedikit gula saja sudah enak.)
    * aneka jamur: jamur merang dll.
    * aneka rumput laut (dikenal dlm masakan Jepang): nori, kombu, dll.
    * tomat matang
    * sayuran sup: wortel, kentang dll (Nah ingat kan kenapa kaldu sayuran dibuat dari sayuran-sayuran jenis ini. Biasanya ada kentang, wortel, bawang bombay, tomat, daun bawang, dll.)
    * makanan hewani, terutama makanan laut: daging, ayam, ikan, udang (Itulah sebabnya kenapa sup yg menggunakan kaldu daging/ayam/ikan/udang lebih sedep.)Kalau mau masakan gurih, iris tipis bawang merah dan bawang putih, lalu goreng garing. Setelah dingin, lumatkan. Manfaatkan bawang goreng lumat ini untuk membuat gurih masakan. Anda tinggal menambahkan ke dalam tumisan, sup, dll.

    ReplyDelete
  32. wihi kereeen, baru inget pernah baca ini waktu gabung di milis mpasirumahan, hihihihi *getok jidad*

    ReplyDelete
  33. hehehe.. gpp skarang coba diingetin lagi...

    sun sayang buat Lulu, sehat selalu yaaa...

    ReplyDelete
  34. tfs ya mbak... disimpan dulu ntar kalau udh pny baby dipraktekin

    ReplyDelete
  35. ur welcome jeng...
    kabar2i yaa kl udh punya dek baby.. heheheh

    ReplyDelete
  36. waktu itu telat taunya... haura emang gak dikasi n doyan nugget tapi kecolongan di sosis... solusinya yaaaa bikin sosis sendiri deh....

    ReplyDelete