Tuesday 28 April 2009

SUSU SAPI PADA DASARNYA MEMANG UNTUK ANAK SAPI

Rating:★★★★★
Category:Other
SUSU SAPI PADA DASARNYA MEMANG UNTUK ANAK SAPI

NUTRISI yang terdapat dalam susu cocok untuk anak sapi yang tengah berkembang. Yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi manusia. Terlebih lagi, dalam dunia alami, hewan yang minum susu hanyalah bayi yang baru lahir. Tidak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa (kecuali Homo sapiens). Inilah cara kerja alam. Hanya manusia yang dengan sengaja memngambil susu dari spesies lain, mengoksidasi, dan meminumnya. Ini bertentangan dengan hukum alam.

Di Jepang dan Amerika Serikat, anak-anak didorong untuk minum susu saat makan siang di sekolah karena susu yang kaya nutrisi dianggap baik untuk anak-anak yang tengah tumbuh. Namun, siapa pun yang menganggap bahwa susu sapi dan air susu ibu manusia adalah sama, tentunya sangat salah.

Jika Anda mendata berbagai nutrisi yang ditemukan baik dalam susu sapi maupun ASI, keduanya memang sangat serupa. Nutrisi seperti protein, lemak, laktosa, zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan vitamin, ditemukan dalam keduanya. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi ini sangat berbeda.

Komponen utama yang ditemukan dalam susu sapi disebut KASEIN. Saya pernah menyinggung fakta bahwa protein ini sangat sulit dicerna dalam sistem pencernaan manusia. Sebagai tambahan, susu sapi juga mengandung bahan antioksidan LAKTOFERIN, yang memperkuat fungsi kekebalan tubuh. Namun, laktoferin yang terdapat dalam ASI adalah 0,15 % sementara yang terdapat dalam susu sapi hanya 0,01 %.

Tampaknya, bayi-bayi yang baru lahir dari spesies yang berbeda membutuhkan jumlah dan rasio nutrisi yang berbeda pula.

Dan bagaimana dengan orang dewasa?

LAKTOFERIN menjadi contohnya. Laktoferin dalam susu sapi terurai dalam asam lambung. Bahkan jika Anda meminum susu segar yang belum diproses menggunakan suhu tinggi, laktoferin di dalamnya akan terurai dalam lambung. Begitu pula halnya dengan laktoferin yang terdapat dalam ASI. Seorang bayi manusia yang baru lahir dapat menyerap laktoferin dari ASI dengan baik karena lambungnya masih belum berkembang sempurna, dan karena sekresi asam lambungnya hanya sedikit, laktoferin pun tidak terurai. Dengan kata lain, ASI manusia memang tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh manusia dewasa.

Susu sapi, walaupun sebagai susu segar yang masih mentah, bukanlah makanan yang cocok bagi manusia. Kita mengubah susu segar, yang pada dasarnya memang tidak baik bagi kita, menjadi makanan buruk dengan cara homogenisasi dan pasteurisasi pada suhu tinggi. Kemudian, kita memaksa anak-anak kita untuk meminumnya.

Satu masalah lain adalah orang-orang dari kebanyakan kelompok etnis tidak memiliki cukup banyak ENZIM LAKTASE untuk menguraikan laktosa. Kebanyakan orang memiliki cukup banyak enzim ini pada saat masih bayi, tetapi kemudian berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pada saat orang-orang ini minum susu, mereka mengalami berbagai gejala seperti perut bergemuruh atau diare, yang merupakan hasil ketidakmampuan tubuh mereka mencerna laktosa. Orang-orang yang benar-benar tidak memiliki laktase atau jumlah enzimnya benar-benar rendah disebut tidak tahan laktosa (WH: lactose intolerance). Hanya sedikit orang yang benar-benar tidak tahan laktosa, tetapi sekitar 90 % dari bangsa Asia; 75 % dari bangsa Hispanik, Indian, Amerika, dan kulit hitam Amerika; begitu pula 60 % orang dari berbagai kebudayaan di Mediterania dan 15 % masyarakat keturunan Eropa utara tidak memiliki cukup banyak enzim ini.

LAKTOSA adalah zat gula yang hanya terdapat dalam susu mamalia. Susu hanya diminum oleh bayi-bayi yang baru lahir. Walaupun banyak orang dewasa yang kekurangan laktase, pada saat baru dilahirkan, semua bayi yang sehat memiliki cukup banyak enzim tersebut untuk kebutuhan mereka. Terlebih lagi, kadar laktosa dalam ASI adalah sekitar 7 %, sementara dalam susu sapi hanya 4,5 %.

Oleh karena manusia pada saat bayi mampu minum ASI yang kaya akan laktosa tetapi berakhir dengan menghilangnya enzim tersebut setelah dewasa, saya yakin inilah cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan untuk diminum oleh manusia dewasa.

Jika memang sangat menyukai rasa susu, saya sangat menyarankan Anda membatasi seringnya mengonsumsi susu, berusaha untuk minum susu yang tidak dihomogenasi, dan dipasteurisasi pada suhu rendah. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai susu tidak boleh dipaksa untuk meminumnya.

Singkatnya, minum susu tidak bermanfaat baik bagi tubuh. ***

Dikutip sesuai aslinya dari buku "THE MIRACLE OF ENZYME: Self-Healing Program – Meningkatkan Daya Tahan Tubuh – Memicu Regenerasi Sel" oleh Hiromi Shinya, M.D. (terjemahan), hal. 131-134, diterbitkan oleh Qanita/Mizan.


26 comments:

  1. ud pernah baca sebelumnya mba ratih, dan sejak saat itu aku ga pernah maksa lagi sachi utk menghabiskan susunya klo dia ud ga mau... biarin emaknya aj yg negak sisanya... :P

    ReplyDelete
  2. TFS bunda....

    kalo anak saya abis minum sekotak UHT, alhamdulillah...kalo nyisa yah...jatah mak atau bapaknya...

    :D

    ReplyDelete
  3. pernah baca ini. sejak berhenti ASI sy tdk pernah memaksakan nawra minum UHT, lagian mana mau jg dia dipaksa hahah. sekali minum 200ml kadang habis tp seringnya nyisa, biasanya sehari 3-4 kotak 200ml yg sisanya kadang sy minum kadang diminum yayahnya. duh..makin semangat supaya baby inside full ASI smp 2 tahun nantinya...

    ReplyDelete
  4. TFS..tapi aku suka banget sama susu..apalagi UHT apalagi eskrim..hehe..

    ReplyDelete
  5. namun itu tetap lebih baik daripada panganan yang gak karuan.. terutama untuk anak dua tahun and more.. tulisan tersebut menurut saya belum cover both side khususnya untuk orang tua dan anak2 yang sudah lulus asi. Apa postifnya. Begitu juga dengan madu yangkatanya mengandung botulism, tapi kenapa dalam al-quran ia menjadi sangat dipopulerkan? wallahu a'lam bishowab..

    ReplyDelete
  6. Di alquran adakah tuntunan pemberian madu utk bayi kecil? Klo kurma ada di hadis.
    Sementara bahaya botulism hanya utk anak dibawah setaun kan?
    Allah menghendaki umatnya membaca dan berpikir..
    *sori nyampah ra, gi kumat..kikikik..*

    ReplyDelete
  7. hehehhehe....sempat baca juga buku ini...sampe berhari hari gak bisa tidur...gimana ya, serasa ngasih racun sama umat manusia, karena makanan jualan saya kan banyak pake susu. bikin bechamel, pake susu. bikin schotel, pake susu, bikin pudding, pake susu, bikin buttercake, pake susu. bikin risoles bayem pun kulitnya pake susu. Ya Alalh...tega banget ni saya bikin tubuh pelanggan saya gak sehat. Belum lagi kalo liat anak-anak saya walau -tak banyak- minum susu sehat juga.

    dan jadi kepikiran, kalau semua orang di dunia berenti minum susu, gimana nasib peternak sapi ? (kejauhan kali ya mikirnya ini mah)

    sampe akhirnya, saya diskusi sama mas fery. mas fery bilang, terserah kamu sih, mau stop kasih susu buat anak-anak, ya terserah kamu. kan kamu ibunya. kamu mau stop jualan karena produk kamu mengandung susu, ya terserah juga. toh yang punya hobi juga kamu.

    tapiiii....setelah dipikir-pikir lagi, kalau emang mau menjalani hidup seperti yang ada di buku itu, dan seperti yang selalu dr. Tan Shot Yen katakan juga, makanan yang harus kita makan sebaik-baiknya adalah yang raw food. nasi adalah jenis makanan yang buruk juga buat tubuh manusia, kan ?. begitu juga makanan yang diolah lainnya..

    nah dari situ baru deh kepikiran....iya ya, kalau segala mau dibuat ekstrim yang susahya saya juga. yang penting sih, segala sesuatu jangan berlebihan. segalaaaa sesuatu kalau terlalu berlebihan tidak baik.

    termasuk susu. saya sih akhirnya membiarkan anak minum susu, porsi biasa, 2 kali sehari. ya bismillah aja, semoga susu yang saya berikan tidak berakibat buruk pada tubuhnya.

    anyway, susu gak haram kan ya ?

    ReplyDelete
  8. eee...gak bagus buat orang dewasa lho, na.... (dan berkilah : gak papah, demi anak...berkorban...wakakakakak !!!)

    ReplyDelete
  9. hehe sama mba erna aku juga semenjak baca udah ga pernah tu nyuruh2 aya minum susu selain susu bundanya. heuheuehu...

    ReplyDelete
  10. hehehe.. dasar emang yah mak itu dmana2 tempat sampah anak :D

    ReplyDelete
  11. iya dee semoga ntar dedeknya nawra bisa puas mik asi sampe 2 thn yaah...

    ReplyDelete
  12. aku juga ni penggila susu, apalagi es krim jgn dtanya tapi skarang frekuensinya udah jauh lebih berkurang.. lebih enak menyantap es duren.. hihihi...

    ReplyDelete
  13. setuju kirrrr.... seminggu skali si aya minum uht langsung dari kotaknya :D

    ReplyDelete
  14. kl saya mah udah bersyukur bgt ada ilmuwan2/orang2 pinter baik hati yg mau menshare ilmunya.. ga usah jauh2 ke dr. hiromi shinya tapi ke dr. purnamawati aja yg udah ngasih tau hal yg simple.."jgn berikan gula garam pada makanan anak sampe kurleb 2th dan belio juga ga menyarankan memberikan madu utk anak dbawah 1 tahun..."

    intinya mah tergantung kitanya ko bisa nerima ilmu itu ato ga... :)

    ReplyDelete
  15. hahaha.. sama kath.. aku juga jadi mikir mulu setelah baca buku ini. dan diputuskan ga usah sering2 mengkonsumsi produk turunan sapi ato susunya.. yah kadarnya cukup2 aja lah.. yoghurt tetep beli tapi ga rutin begitu pun keju dan susu tetep ada dikulkas tapi kl ga ada pun ga sakaw... :D

    ReplyDelete
  16. cocok atau engga.....nerima sih pasti, tapi kadang kondisi macem macem. kalo di dr tan shot yen, dia selalu bilang, "apa yang dia tulis atau dia jawab secara tertulis tidak bisa menggantikan sesi konsultasi tatap muka, karena setiap kasus memerlukan penanganan berbeda"

    kalau disama ratakan tiap kasus harus begini, pasti begini,misalnya....gak usah ada dokter praktek kayaknya mah ya, tinggal googling aja...karena hampir dapat dipastikan, simtom sama, penanganan pasti harus sama...tinggal liat panduan aja...

    ReplyDelete
  17. wakakakakaka...kalo gak bagus buat manusia mah atuh jangan dibeli aja neng....ehhehehehe....

    btw coba tanyakan pendapat dr. wati mengenai masalah ini, kan jadi ada pegangan...gak kayak kita sekarang, pengen nurutin ilmu dari buku tapi jadi kayak double standard, angger beli....jangan-jangan dalam hati kita masih merasa susu dan produk turunannya itu ada manfaatnya juga...iya kan ?

    da kalau udah yakin sih tu dairy product gak bagus untuk tubuh manusia, ya gak akan beli samsek. sama kayak kita yakin lemak sapi gak bagus buat manusia, gak pernah beli kan ?

    temen kantor mas fery ada tuh yang saklijk, di bandung ada juga dokter yang menganut faham susu ini tidak baik untuk manusia, dan temen mas fery ini yakin betul akan hal itu. aku salut, karena akhirnya dia sama sekali gak ngasih dairy product untuk anaknya. untuk kalsium dia kasih anaknya ganggang.... hebat ya....

    ReplyDelete
  18. iya ni kath kayanya aku masih menganut faham setengah2.. benernya sih percaya abis tu dokter jepang ngejelasinnya sangat ilmiah sekali tapi gmana yaaa.. apa yoghurt diganti es krim cup aja tapi sama aja kan kath ada susunya juga..

    duh salut bgt sama temennya mas fery btw dmana ya beli ganggang tampaknya enak.. hehehe...

    ReplyDelete
  19. Pernah baca juga niy...and dulu juga sempet mikir juga kalo susu kurang bagus...dagitu pas bunda blg pengganti kalsium ada di sayur ijo&teri jadi makin ga kuatir kalo Lala ga suka minum susu selain asi..apalagi pas baca kalo Aya minum 1 minggu 1 kali..hihihi..tfs ya buu..^^

    ReplyDelete
  20. yah si aya mah jgn diarepin deh mau mik susu.. seminggu skali-pun sekotak ukuran paling kecil jg blom tentu abis. hehehe..

    ini aku copas dari milis gizi_bayibalita: Kalsium juga bisa diperoleh dari makanan lain, contohnya sayuran hijau gelap (brokoli, bayam, kangkung, sawi dll), ikan teri tawar dan ikan lain yg dimakan bersama tulangnya spt bandeng presto

    ReplyDelete