Tuesday 3 February 2009

SEHAT TANPA SUPLEMEN

Rating:★★★★
Category:Other

Suplemen hanya bermanfaat untuk usia 65 tahun ke atas atau dalam kondisi tertentu.

Tak ada secuil kekurangan yang kentara dari fisik Bulan, 13 bulan. Namun, kecemasan sang Bunda membuat bocah yang sering melontarkan senyum manis itu mendapat asupan multivitamin setiap hari. Apalagi di musim hujan seperti ini, Tanti, 28 tahun, begitu khawatir buah hatinya jatuh sakit. Ibu rumah tangga yang tinggal di Bekasi ini membayangkan kepanikan yang harus dialaminya jika kondisi itu terjadi. Maka, ia pun mengambil langkah sedia payung sebelum hujan. Agar tak sakit, bocah itu dicekoki suplemen multivitamin. Apalagi, ia terpesona berbagai iklan produk suplemen multivitamin di layar kaca.

Karena itulah, dr Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed (http://purnamawati.wordpress.com/) pun meminta para ibu untuk hati-hati. Spesialis anak ini menyebutkan, suplemen itu bermanfaat hanya untuk orang berusia 65 tahun ke atas. Atau orang-orang yang dalam kondisi tertentu, seperti menopause, mengalami gangguan makan, menjalani diet rendah kalori. Juga mereka yang perokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan diet khusus, tengah merancang kehamilan, mempunyai kelainan metabolisme, atau penyerapan makanan dalam tubuh.

Ia mengungkapkan, anak dan perempuan sering kali menjadi korban dari berbagai produk suplemen. Dengan membidik pasar kaum Hawa, di pasar saat ini telah beredar berbagai produk yang bisa mencegah banyak hal, misal penuaan, osteoporosis. Padahal, penggunaan antioksidan--dengan kandungan vitamin A, E, dan lain-lain--secara berlebihan bisa berujung pada kematian.

Dokter yang bertugas di Kemang Medical Care, Jakarta Selatan, ini menyatakan, tak hanya anak-anak yang harus dicermati dari penggunaan suplemen, orang dalam kondisi tertentu pun harus lebih hati-hati. Misalnya, ibu menyusui, ibu hamil, atau menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi, penyakit jantung, tiroid, diabetes, memiliki riwayat stroke, glaukoma, pembekuan darah, depresi, penyakit jiwa, epilepsi, parkison, pembesaran prostat, dan transplantasi organ.

Ia pun menyindir sebuah produk yang mengandung kolustrum. "Bayangkan, berapa sapi yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut," ujarnya. Menurut dokter yang biasa disapa Wati ini, vitamin dan mineral memang berperan penting dalam kelangsungan proses kegiatan sel-sel dalam tubuh. "Tapi, hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil," ujarnya. Hanya ada beberapa gangguan yang muncul akibat kekurangan vitamin, tapi berlebihan juga bisa berbahaya.

Wati menjelaskan, kelebihan vitamin yang larut dalam air--vitamin B dan C--dapat membuat beban kerja ginjal berlebihan sehingga fungsinya terganggu atau menyebabkan penumpukan dan muncullah batu ginjal. Sedangkan kelebihan vitamin larut lemak--vitamin A, D, E, dan K--bisa membebani hati yang bisa memicu gangguan fungsi hati, problem pembekuan darah, serta keracunan vitamin.

Bayangkan bila kondisi tersebut harus dihadapi anak-anak akibat ia dijejali suplemen terus-menerus. Padahal, saat ini banyak ibu yang ingin anaknya doyan makan sehingga ia membeli suplemen khusus pendongkrak nafsu makan. Padahal, kata Wati, suplemen sejenis itu belum terbukti efektif meningkatkan nafsu makan. "Dalam dunia kedokteran, belum ada yang namanya perangsang nafsu makan," ia menegaskan. Lagi pula, suplemen bukan obat yang harus menjalani uji klinis sehingga kita tidak tahu persis efektivitas dan keamanannya.

Mayoritas ibu pun ingin anaknya memiliki daya tahan super sehingga membeli suplemen khusus yang diiklankan mempunyai kemampuan menaikkan kekebalan tubuh. Wati dengan tegas menyebutkan, tidak ada obat untuk sistem imun. "Kalau tidak, kan sudah digunakan buat (penanganan) HIV," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan spesial anak dr Zakiudin Munasir dalam kesempatan berbeda.

Zaki menyebutkan, sistem kekebalan tidak bisa diatur dengan satu hal. Walhasil, anak itu tidak perlu diberi asupan untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena yang penting ialah asupan bergizi dan seimbang. Kekebalan, seperti halnya organ tubuh lain, memerlukan modal untuk bekerja. Nah, sajian bernutrisi lengkap dan seimbanglah yang bisa mendongkrak sistem kerjanya. Wati pun menyarankan para ibu untuk menyediakan bahan-bahan makanan yang kaya vitamin dan berbagai zat yang berguna seperti tubuh, seperti serat, protein dan fitokimia. Ingat pula hasil penelitian American Academy Pediatrics (AAP) yang menyebutkan pemberian suplemen vitamin terlalu dini, justru dapat meningkatkan risiko timbulnya alergi dan asma pada anak. Walhasil, maunya anak selamat, malahan jadi menderita. Bukankah orang tua juga yang merana? RITA

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/02/03/Gaya_Hidup/krn.20090203.155621.id.html

18 comments:

  1. Alhamdulillah selama ini Aurel hanya makan makanan yg alami, buah2an segar dan sayur2an vitaminnya jelas OK!!..tfs.

    ReplyDelete
  2. Wah..Untung farrel gak nana kasih suplemen:-D

    ReplyDelete
  3. toss ah sama bunda aurel..!!
    yg alami jauh lebih baik dr pada yg sintetis :)

    ReplyDelete
  4. jgn ah mba nana.. kasi aja yg alami2.. :)

    ReplyDelete
  5. suplemen anakku buah dan madu aja tuh...

    ReplyDelete
  6. Wah 22nya enaak.. aku jg mau mba :D

    ReplyDelete
  7. setuju mba dg artikel diatas...yg alami aja deh..nawra jg gak pernah dikasi multivitamin...

    ReplyDelete
  8. sama dee.. mendingan yg alami aja yg murah meriah ga ada efek samping lagi :)

    ReplyDelete
  9. Untung aja Angga gak pernah dikasih suplemen apapun... :)

    ReplyDelete
  10. sama bun.. aya jg suplemennya cuma sayur dan buah :D

    ReplyDelete
  11. TFS, bacaan bagus nih buat si ayah ehheheheh secara kmrn dia tanya. apa rayya ga diksh vitamin nih???? huuuuuuuu

    ReplyDelete
  12. Wah ayah gmana sii pdhl rayyanya sehat, makannya jg hebat ga butuh vitamin tu anaknya ;)

    ReplyDelete
  13. setujuuu..
    kemaren asisten di rumah..dibujuk2i sama tetangga buat bawa alif ke posyandu..katanya "biar dikasih vitamin gratis"

    langsung bilang ke si mbak "no no no...boleh gpp ke posyandu..tp gak boleh kasih vitamin..bla..bla..bla.." si mbak kubilang juga alasannya..(hehe...klo gini berasa penyuluh kesehatan ajja)..nampaknya si mbak mengerti..

    lagian alif gendhuts begitu..dikasih vitamin mau buat apa lagi..??? mending buat beli buah2an...

    ReplyDelete
  14. biasanya kl di posyandu dikasinya vitamin A ya mba.. bener ah alif genduts jgn dikasih... cemilin aja buah2an.. enyaakkk...

    *aya seumur2 blom pernah ke posyandu.. bundanya kuper*

    ReplyDelete
  15. setuju bgt bunda ...ga perlu suplemen atau vitamin2...cari aja yg alami ya bund...:)
    omanya nafa nih slalu deh kl main kermh pasti nyuruh aku ksh vitamin buat nafa biar nafanya gemuk...aduuuhhh...cape deh nge-RUM-in omanya...:(
    padahal nafa ga kurus koq...cuma emang tinggi untuk anak seusianya...jd keliatannya kurus.

    ReplyDelete
  16. setuju....biarpun zahra ga gendut tp yg penting sehat dan ga pake suplemen2, mending uang buat beli suplemen buat beli sayur,ikan dan buah ..*teteep..jd ibu2 hemat hehe...

    ReplyDelete
  17. smakin yakin niyy buat nggak kasi suplemen.....padahal baru ajah hampir tergoda..gara2 nay kok susah nduut....:D

    ReplyDelete
  18. Seminggu yang lalu baru dapet suplemen vitamin buat Umar. Plus disaranin nambahin sufor di solid foodnya. Alasannya karena Umar termasuk kecil, bb nya konsisten di percentil 10 dari awal.
    Tanggapan Ibuk:
    Anak 6 bulan dikasih suplemen?! Lha , solid foodnya aja baru mulai. Qta genjot dari makanan alami aja ya Nak. Tentang bb nya, kayaknya mah emang bawaan anak aja, selama Umar sehat dan pinter ya ga masalah (kecuali underwight). Beda ama mas nya yang konsisten percentil 95 dari awal sampe umur setahun. Ga bisa langsung dibandingin gitu aja. Punya 2 anak, masing2 beda banget. Ibuknya mesti belajar menghadapi naik turun gejolak dihati :)

    Untungnya pas ke ruang dokter Ibuk berdua ama Umar doang. Bapak & Hamzah maen diluar. Buru2 sembunyiin suplemennya. Soale Bapaknya anak2 gandrung ama sufor & suplemen. Jadi klo saya selisih pendapat tentang hal2 beginian mah bukan ama orang luar, tapi ama suami sendiri. Udah dikirimin macem2 bacaan, belum ngaruh. Semoga ada perubahan...

    Ini kok jadi curcol yak? :) tfs Ra...

    ReplyDelete